TEMPO Interaktif, Tunis - Pasukan Libya menembakkan beberapa roket Grad ke perbatasan Tunisia, Selasa, 13 Juni 2011. Namun, serangan tersebut tak menimbulkan korban jiwa.
"Sedikitnya lima roket ditembakkan ke wilayah Tunisia di Mrabeh. Bombardir pasukan loyalis Qadhafi tersebut berasal dari pegunungan," kata Mohammed Nages, saksi mata.
Sementara itu, di tengah serangan roket Libya, bekas Presiden Tunisia, Zine al-Abidine Ben Ali, yang melarikan diri ke Arab Saudi, Januari lalu, dengan alasan berobat akan menghadapi pengadilan in absentia oleh Perdana Menteri Sementara di Tunisia.
"Dakwaan terhadap Ben Ali di pengadilan akan dimulai 20 Juni 2011," kata Beji Caid Sebsi dalam sebuah wawancara dengan al Jazeera.
"Beliau akan diadili di depan Mahkamah Militer dan peradilan sipil," tambahnya.
Dalam sebuah pernyataan yang disampaikan oleh pengacaranya, peradilan terhadap Ben Ali disebut hanyalah "sebuah topeng." Sang pengacara tak menyebutkan maksud kata "topeng".
Ben Ali terbang ke Jeddah ketika dia dijatuhkan oleh demo massa pada 14 Januari setelah berkuasa selama 23 tahun. Setelah tak menjabat, sejumlah anggota keluarga dan teman dekatnya ditahan pihak berwajib.
Kini, otoritas Tunisia sedang mempersiapkan gugatan terhadap Ben Ali sehubungan dengan konspirasi melawan negara, pembunuhan terhadap relawan, perdagangan obat bius, dan menjual artefak arkeologi.
REUTERS | CA