TEMPO.CO, Jakarta -Presiden Donald Trump berbeda pendapat dengan penasehat Keamanan Nasional Amerika Serikat, John Bolton tentang model Libya untuk menyelesaikan masalah denuklrisasi di Korea Utara. Trump mengkoreksi pernyataan Bolton di hadapan para jurnalis di Gedung Bundar Kamis, 17 Mei 2018 bahwa pemerintahannya tidak akan menggunakan model Libya untuk denuklirisasi di Semenanjung Korea.
Baca: Kim Jong Un Kebut Nuklir, Tak Mau Seperti Saddam dan Gaddafi
"Model Libya yang disebutkan sebelumnya merupakan kesepakatan yang sangat berbeda. Tidak ada kesepakatan saat itu mempertahankan Gaddafi... namun hal ini akan dilakukan dengan Kim Jong Un, mengenai dia ada di sana , dia di negaranya, dan dia menjalankan pemerintahan di negaranya," kata Trump seperti dikutip dari Russia Today.
Dalam satu wawancara dengan CBS April lalu, Bolton menyebut model Libya sehubungan Korea Utara memulai proses denuklirisasi dan untuk itu dunia internasional perlu bukti, tidak hanya retorika.
"Kami ingin melihat dari bukti yang nyata dan tidak hanya retorika. Satu hal, Libya melakukannya yang mengarahkan kami untuk mengatasi sikap skeptis dengan mereka mengizinkan pengamat Amerika dan Inggris masuk ke seluruh area nuklir mereka. Jadi ini bukan pertanyaan terkait dengan mekanisme internasional. Kami melihat mereka dengan cara yang tidak pernah kami lihat sebelumnya," kata Bolton, seperti dikutip dari Washington Post, Kamis, 17 Mei 2018.
Muammar Gaddafi. REUTERS/Zohra Bensemra
Baca: Korea Utara Peringatkan AS: Denuklirisasi Tidak Seperti Libya
Bolton tidak menyebut tentang apakah Korea Utara telah menolak skema verifikasi berdasarkan model Libya 10 tahun lalu. Tahun 2008 lalu, Amerika Serikat telah mengajukan diri untuk melakukan proses verifikasi ke Pyongyang yang didasarkan pada proses penyelidikan yang dilakukan dulu di Libya.
Namun Korea Utara keberatan pada dua poin penting dari rencana itu yakni, mengambil sampel dan berkunjung ke fasilitas-fasilitas yang tidak disebutkan selama ini.
Korea Utara awal pekan ini mengkritik Bonton dan menuding Washington salah mengartikan kemurahan hati dan langkah-langkah berani Korea Utara untuk denuklirisasi sebagai bentuk kelemahan.
Baca: Qadhafi Tewas, Bagaimana Nasib Keluarganya?
"Cara ini bukan upaya untuk menyelesaikan masalah melalui dialog namun lebih pada manifesto memaksakan takdir runtuhnya Libya dan Irak terjadi pada negara kami yang bermartabat," kata Kim Jong Un seperti dilaporkan kantor berita resmi Korea Utara, KCNA.
Menanggapi model Libya yang disuarakan Bolton, Trump mencoba menyakinkan Kim Jong Un dan Korea Utara. "Kim akan mendapat perlindungan yang itu akan sangat kuat. Dia tetap di negaranya dan menjalankan pemerintahan di negaranya," kata Presiden Trump seperti dikutip dari Korea Times, 18 Mei 2018.
RUSSIA TODAY | WASHINGTON POST | KOREA TIMES