TEMPO Interaktif, Moskow - Penduduk Rusia turun hampir 3,4 juta selama satu dekade terakhir. Ini hasil sensus yang dilaporkan Senin lalu. Krisis demografi ini membuat Kremlin tak cukup percaya diri untuk bersaing dengan Cina dan India.
Kremlin telah berusaha untuk meningkatkan pertumbuhan penduduk. Melihat angka kelahiran yang mengkhawatirkan. Sensus nasional yang dilakukan pada bulan Oktober 2010 menunjukkan bahwa penduduk Rusia turun menjadi 142.900.000 dari 145.200.000 pada tahun 2002, ketika sensus terakhir diambil, pada tahun 2001 mencapai 146.300.000, menurut Badan Statistik Rusia.
Populasi yang menurun menjadi faktor utama dari masalah jangka panjang mengenai pertumbuhan ekonomi Rusia. Pasalnya, Rusia akan tertinggal jauh di belakang dibanding saingannya Cina dan India. Pengelompokan ini juga mencakup atas munculnya pelaku pasar dari Brasil dan Afrika Selatan.
"Dari penurunan populasi, Rusia akan kehilangan banyak penduduk dan berakhir dengan 120 juta orang di 20 sampai 30 tahun (ke depan)," kata Alexander Morozov, kepala ekonom untuk Rusia di HSBC. "Langkah-langkah tertentu yang terkait dengan kebijakan pertumbuhan secara garis besar dapat membantu."
Penurunan populasi Rusia sebenarnya mulai dirasakan mulai tahun 1995, tak lama setelah runtuhnya Uni Soviet tahun 1991. Tingkat Kelahiran dan harapan hidup jatuh di tengah kekacauan tahun 1990-an.
Sensus 2010 menunjukkan bahwa booming ekonomi di bawah kepemimpinan Vladimir Putin 2000-2008, namun dampak terhadap demografi kecil meskipun upaya untuk meningkatkan tingkat kelahiran ada.
Ekonomi Rusia melonjak di bawah Putin. Saat tahun 1999 hanya $ 200 miliar, kas negara membengkak menjadi $ 1,7 triliun di tahun 2008 seiring harga minyak dan komoditas naik.
REUTERS| NUR HARYANTO