Dua belas pejabat tewas seketika di dekat sekolah tinggi di sebelah barat negara bagian Michoacan, sedangkan di tempat terpisah penyerang membunuh tiga pejabat di perbatasan utara Ciudad Juarez.
Sementara keterangan lain menyebutkan, pria bersenjata membunuh 10 pejabat kepolisian dan 28 narapidana dalam drama adu tembak, Senin, di penjara menyusul kebijakan pemerintah Meksiko perang terhadap perdagangan narkoba.
Mereka menggunakan alat berat memblokade highway di sebelah barat Michoacan selanjutnya menembaki konvoi polisi federal.
"Informasi yang kami peroleh 10 orang tewas dan beberapa lainnya cedera," kata Menteri Keamanan Publik Michoacan Minerva Bautista kepada radio lokal.
Pemerintahan federal membenarkan sejumlah polisi tewas dan sejumlah pemberontak yang tak dikenal juga tewas. Secara terpisah, di negara bagian Pasifik Sinaloa, 28 tahanan tewas dan tiga sipir terluka dalam adu tembak antar gang di dalam penjara, demikian keterangan harian Universal. Sinaloa merupakan basis persembunyian raja narkoba yang paling dicari Joaquin "Shorty" Guzman.
Mayoritas tahanan yang tewas di penjara adalah para pembunuh atau pedagang narkoba, kata Josefina Garcia kepada radio setempat. "Sekelompok tahanan merusak sejulah pintu dengan godam merusak gembok dan kamera video," kata Garcia.
Juru bicara kepolisian Martin Gastelum mengatakan kepada Reuters, tewasnya tahanan akibat serangan senjata api merupakan kerusuhan terbutuk di penjara.
Sejak Presiden Meksiko Felipe Calderon mencangkan perang terhadap kartel perdagangan obat bius dan narkoba yang mendapatkan dukungan dari Amerika Serikat, sedikitnya sudah 23 ribu orang tewas, terutama pedagang narkoba dan polisi.
Jumat lalu, terjadi pembunuhan terhadap 70 orang terkait dengan perdagangan obat bius, korbannya termasuk 19 orang orang yang sedang mendapatkan perawatan medis di klinik di utara kota Chinhuahua akibat penggunaan narkoba.
"Perlu saya sampaikan sejelas-jelasnya, kami akan menghadapi situasi yang buruk jika kami tidak memutuskan perang terhadap para pelaku kriminal," tulis Calderon dalam esai yang dimuat oleh beberapa koran.
AP | REUTERS | CHOIRUL