TEMPO Interaktif, Athena - Kerusuhan di jalan-jalan kota Athena, Yunani, menyebabkan tiga pegawai bank tewas. Para pengunjuk rasa yang mencoba masuk ke parlemen sambil melemparkan bom molotov ke arah polisi dan menjarah gedung-gedung. Polisi membalasnya dengan menembakkan gas air mata.
Puluhan ribu orang berunjuk rasa di jalan-jalan seantero Yunani untuk memprotes pajak baru dan pemangkasan anggaran belanja pemerintah seperti yang diminta Badan Moneter Internasional (IMF) dan negara-negara Eropa lain. Pemangkasan anggaran belanja merupakan syarat dari IMF dan negara-negara Eropa sebelum mereka mengucurkan paket pinjaman sebesar 110 miliar euro (Rp 1.306 triliun) ke Yunani yang mengalami krisis.
Tiga pegawai bank--satu pria dan dua wanita--tewas setelah para pengunjuk rasa membakar gedung bank saat demonstran berjalan menuju pusat kota Athena. Beberapa pegawai bank lainnya diselamatkan dari balkon di gedung bank yang terbakar.
“Demonstrasi adalah satu hal, tetapi pembunuhan adalah hal yang berbeda!” ujar Perdana Menteri Yunani George Papandreou di hadapan Parlemen saat sidang membahas pemangkasan anggaran. Para anggota Parlemen mengheningkan cipta untuk mengenang korban tewas yang menjadi korban tewas pertama dalam unjuk rasa di Yunani sejak 1991.
“Kami semua khawatir dengan ekonomi Yunani dan kondisi anggaran mereka. Tetapi saat ini perhatian kami tertuju ke korban manusia di Athena,” ujar Presiden Uni Eropa Herman Van Rompuy di Brussel.
Seorang petugas pemadam kebakaran mengaku para pengunjuk rasa menghalang-halangi mereka untuk menuju gedung bank yang terbakar. Akibatnya, pemadam kebakaran terlambat menuju lokasi kejadian.
“Kami kehilangan waktu beberapa menit yang berharga,” ujar sang petugas pemadam kebakaran. “Jika kami datang lebih awal, timbulnya korban jiwa kemungkinan bisa dicegah.”
AP| KODRAT SETIAWAN