Berbicara pada pertemuan tersebut, Clinton fokus pada masalah nuklir Iran. Ia tak terlalu mengkhawatirkan Cina akan berbeda langkah dengan anggota tetap Dewan Keamanan PBB lainnya dalam masalah pengenaan babak keempat sanksi terhadap Teheran.
"Bahkan, Cina adalah bagian dari kelompok penasihat yang telah bergabung selama ini, yang mengatakan dengan sangat jelas bahwa senjata nuklir Iran tidak dapat diterima oleh masyarakat internasional," kata Clinton dalam sebuah wawancara dengan CTV.
"Saya pikir, hal tersebut sebagai kemajuan dalam pekan ini, dan kami mulai bekerja keras berusaha untuk mencapai resolusi Dewan Keamanan, Cina akan terlibat. Mereka akan memberi saran-saran mereka," lanjutnya.
"Seperti dalam setiap usaha, kita harus mencoba untuk mencapai suatu konsensus dan kami berada di tengah-tengah proses itu."
Clinton menyatakan, awal pertemuan menteri luar negeri dari Kelompok Delapan negara-negara industri -Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Perancis, Jepang, Jerman, Italia dan Rusia- adalah catatan optimistis terbaru dari Washington bahwa Cina akan memperoleh ide sanksi baru terhadap Iran.
Tiga anggota Dewan Keamanan dari Barat -Amerika Serikat, Perancis dan Inggris- bersama dengan Jerman Barat telah mendorong keras untuk terwujudnya putaran baru sanksi terhadap Iran atas program nuklirnya. Mereka mengkhawatirkan masalah produksi senjata atom Iran.
Sikap Rusia kurang antusias dalam pemberian sanksi baru atas masalah nuklir Iran. Tapi baru-baru ini dilaporkan kemungkinan pihak Rusia akan datang sesuai jadwal yang telah direncanakan.
Cina yang memiliki hubungan ekonomi dekat dengan Iran, telah berulang kali menyatakan bahwa dunia membutuhkan lebih banyak waktu untuk mencari solusi diplomatik guna mengatasi kebuntuan atas program nuklir Iran, yang Teheran berkeras program itu semata-mata untuk tujuan damai.
Tapi, seorang pejabat Cina pekan lalu mengambil bagian dalam undangan konferensi dengan kekuatan kelompok lain untuk mendiskusikan usulan sanksi Amerika terhadap Iran. Ini adalah langkah pertama Beijing pada bulan-bulan pembicaraan serius masalah nuklir Iran.
REUTERS l BASUKI RAHMAT