TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintahan Joe Biden pada Jumat, 29 Januari 2021 memperpanjang kelonggaran aturan deportasi yang bakal dikenakan pada ribuan imigran asal Suriah, yang tinggal di Amerika Serikat. Keputusan ini sejalan dengan platform Biden yang pro-imigran.
Menteri Dalam Negeri Amerika Serikat sementara David Pekoske akan memperpanjang untuk sementara Temporary Protected Status (TPS) kepada 6.700 imigran Suriah sampai September 2022 dan mengizinkan sekitar 1.800 imigran lainnya untuk mengajukan aplikasi permohonan suaka ke Amerika Serikat.
Baca juga: Dalam 2 Pekan, Joe Biden Teken 42 Perintah Eksekutif
Sejumlah pengunjuk rasa di Amerika Serikat memprotes pemisahan anak imigran dari orang tuanya dan mendukung masuknya imigran, Sabtu, 30 Juni 2018. Reuters
TPS adalah program yang memberikan imigran kesempatan untuk tinggal dan bekerja secara legal di Amerika Serikat pada periode tertentu dan dapat diperbaharui. Keringanan itu diberikan pada imigran yang tidak bisa pulang ke negaranya dengan aman karena bencana alam atau konflik bersenjata.
Biden sebelumnya berjanji akan lebih membuka pintu pada pengungsi dan imigran. Sikap ini bertolak belakang dengan mantan Presiden Donald Trump, yang membatalkan banyak perlindungan kemanusiaan.
Dengan kebijakan Biden ini, maka warga Suriah yang berlindung ke Amerika Serikat bisa meminta perlindungan di bawah program TPS. Biden sebelumnya juga berjanji akan memasukkan ke program TPS imigran dari Venezuela dengan pertimbangan kondisi ekonomi di negara itu, meskipun Trump juga telah lebih dulu memberikan perlindungan bagi imigran asal Venezuela sebelum dia meninggalkan pemerintahan.
Selain imigran dari Suriah, Pemerintahan Biden juga mendiskusikan kemungkinan memasukkan Guatemala dan Honduras pada program TPS sehingga bisa memberikan perlindungan pada lebih dari satu juta orang.
Sumber: https://www.reuters.com/article/us-usa-biden-immigration-syria/biden-renews-deportation-relief-for-syrians-in-the-united-states-idUSKBN29Y28E