TEMPO Interaktif, Bangkok – Sekitar 10.000 demonstran “Kaos merah” menyalakan lilin. Pengunjuk rasa anti-pemerintah ini duduk, dan masng-masing tangan mereka memegang lilin yang menyala untuk menghormati raja. Mereka membentuk lautan cahaya berkelap-kelip di kawasan kota tua.
"Kami menyalakan lilin untuk menunjukkan kesetiaan kami kepada Yang Mulia Raja," ujar pemimpin demonstran Musikapong Rani di depan massa “Kaos Merah” pendukung mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra.
Kelompok “Kaos Merah” telah menggulirkan demonstrasi sejak 14 Maret untuk mendorong pemilihan baru dengan tujuan menggantikan pemerintahan saat ini. Mereka menganggap pemerintahan dan alat negara saat ini tidak sah.
Thaksin, yang tinggal di pengasingan untuk menghindari penjara karena vonis korupsi, telah dituduh oleh para pengkritik tidak setia kepada Raja Bhumibol Adulyadej. Hal ini dianggap pelanggaran serius di Thailand, di mana raja dianggap oleh banyak orang sebagai manusia titisan dewa.
Raja Thailand yang kini berusia 82 tahun, sampai kini dirawat di rumah sakit sejak bulan September. Dia mengidap infeksi paru-paru dan demam. Raja Bhumibol sempat muncul di depan publik beberapa kali sejak sakit.
Lautan manusia masih tetap berjaga. Mereka duduk sepanjang jalan utama Bangkok. Sambil terus menggegam lilin yang menyala, mereka menyanyikan lagu-lagu yang memuji raja, dan kemudian berteriak "Long Live the King".
Pemimpin kelompok merah juga berencana unjuk rasa pada hari Sabtu yang mereka katakan akan "menutup" Bangkok dan melebihi parade mereka dipasang di ibukota akhir pekan lalu yang mencapai 65.000 orang. Mereka menjamin unjuk rasa ini akan ramai tapi berjalan damai.
Kelompok Merah menolak Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva yang menawarkan pembicaraan dengan menteri junior. Mereka berkukuh hanya akan berbicara dengan perdana menteri dan hanya untuk membahas pembubaran majelis rendah.
Kelompok Merah mengatakan, pemerintah tidak sah karena berkuasa dengan dukungan tentara melalui pemilihan anggota parlemen pada bulan Desember 2008, setelah putusan pengadilan menggulingkan Thaksin dari kekuasaan.
BANGKOKPOST| NUR HARYANTO