TEMPO Interaktif, Bangkok -Pemerintah Thailand akan memperpanjang penerapan Undang-Undang Keamanan Internal (ISA) di Bangkok setelah dua granat meledak pada Ahad malam lalu di ibu kota Thailand itu.
Seperti disampaikan kemarin oleh Perdana Menteri Thailand Abhisit Vejjajiva, ISA bisa diperpanjang hingga 7 April jika kelompok Kaus Merah, pendukung bekas perdana menteri Thailand Abhisit Vejjajiva, terus berdemonstrasi.
Juru bicara Komando Operasi Keamanan Internal, Mayor Jenderal Ditthaporn Sasamit, mengatakan perpanjangan ISA akan dibahas dalam pertemuan kabinet yang berlangsung Selasa besok. Sumber di militer mengungkapkan, dalam perpanjangan itu, ISA kemungkinan hanya diterapkan di Bangkok, Nonthaburi, dan Samut Prakan, tempat Bandara Suvarnabhumi berada.
Sebelumnya ISA diterapkan di Bangkok, di semua distrik di Nonthaburi dan di 21 distrik lainnya di Ayuttaya, Chachoengsao, Nakhon pathom, Pathum Thani, Samut Prakan, dan Samut Sakhon.
Perpanjangan ISA di Bangkok berkaitan dengan ledakan dua granat Ahad malam lalu. Dari dua granat, salah satunya meledak di kantor Komisi Anti Korupsi di Jalan Sanambin Nam di Nonthaburi pukul 09.50 malam, sedangkan satu lainnya meledak pukul 11 malam di dekat kantor kementerian dalam negeri di Soi Phang Phuthorn.
Dalam ledakan pertama tidak terdapat korban. Namun, pada ledakan kedua, dilaporkan dua orang terluka. Polisi yakin granat yang digunakan dalam dua ledakan itu sama, yakni granat luncur M79.
Kemarin pagi, Kaus Merah kembali menggelar aksi protes. Menurut polisi, jumlah mereka mencapai 65 ribu orang. Sebelumnya mereka disebut-sebut menolak berdialog dengan pemerintah. Tapi kemarin dilaporkan para aktivis oposisi bersiap untuk berbicara dengan pemerintah hari ini guna mencari jalan keluar dari masalah politik yang melanda Thailand.
Namun, Abhisit, dalam pidatonya yang disiarkan televisi, menyebutkan tak akan ada pembicaraan dengan pemimpin Kaus Merah jika mereka menuntut pemerintah membubarkan majelis rendah pertama.
Abhisit juga mengatakan akan mengirim Menteri Pendidikan Chinnaworn Boonyakiat dan sekretaris jenderal Perdana Menteri Korbsak Sabhavasu untuk berbicara dengan tokoh kunci demonstran.
"Kami akan berbicara dengan Kaus Merah hari ini tentang kerangka kerja yang lebih luas tapi siapa pun dari partai koalisi setuju bahwa pemerintah tidak akan membubarkan parlemen," ucap Abhisit.
BANGKOK POST | AL JAZEERA | SUNARIAH