TEMPO Interaktif, Rezim militer Myanmar berjanji akan membebaskan pemimpin oposisi Aung San Suu Kyi yang selama ini mendekam dalam tahanan rumah, November mendatang.
Menurut keterangan seorang sumber kepada kantor berita Reuters, rencana tersebut disampaikan dalam sebuah pertemuan yang dihadiri oleh menteri dalam negeri Myanmar Mayor Jenderal Maung Oo pekan lalu.
Pembebasan yang akan berlangsung November tepat sebulan setelah pemerintah Myanmar mengadakan pemilihan anggota parlemen.
Pemilihan umum, menurut pemerintah, merupakan bagian terpenting dalam sebuah peta jalan demokrasi, tetapi sejumlah kritik yang masuk mengatakan bahwa pemilihan itu hanya memperkuat kekuasaan militer.
Pemimpin kelompok pro demokrasi Aung San Suu Kyi telah mendekam dalam tahanan rumah selama 14 tahun dari 18 tahun hukuman yang dijatuhkan rezim. Tahun lalu, hukumannya ditambah 18 bulan setelah dia kedapatan menerima seorang tamu dari Amerika tanpa izin.
Sementara itu awal bulan ini pengacara Suu Kyi melakukan perlawanan hukum karena pasal-pasal yang digunakan oleh rezim mengadopsi undang-unang tahun 1974 yang dianggap sudah usang. Partai pimpinan Aung San Suu Kyi Liga Nasional untuk Demokrasi memenangkan pemilihan umum di Myanmar pada 1990, tetapi kemenangan tersebut dibatalkan oleh rezim militer yang berkuasa sejak 1962.
ALJAZEERA | CHOIRUL