Dalam pemilihan umum yang digelar Ahad kemarin, Lobo berhasil mengalahkan saingannya dari Partai Liberal, Elvin Santos, dengan mengumpulkan suara 55 persen. Sedangkan Santos hanya meraih 38 persen suara.
Kendati hanya diikuti 63 persen dari 4,3 juta pemilih, panitia pemilihan memutuskan hasil pemilihan umum sah.
Kemenangan itu disambut meriah oleh pendukung Partai Nasional pimpinan Lobo. Mereka bernyanyi, berteriak, dan menari-nari sambil membawa bendera partai untuk menyambut kemenangan "Pepe" di sebuah hotel yang terletak di Ibukota.
Dari luar negeri, Amerika Serikat menyatakan dukungannya terhadap kemenangan pria 61 tahun itu dan berharap agar Honduras dibawa kepemimpinan Lobo bisa memperbaiki demokrasi.
"Sebuah kebutuhan (demokrasi) yang penting bagi Honduras dan langkah maju," ujar juru bicara kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, Ian Kelly.
Selain dari AS, kemenangan petani kaya itu mendapat sokongan dari negeri tetangga yaitu Peru, Panama, Kosta Rika, dan Kolombia. Sebaliknya, Argentina, Brasil, dan Venezuela tidak mengakui kemenangan Lobo.
Mereka menganggap pemilihan umum tersebut tidak sah karena dimenangkan oleh pemimpin hasil kudeta. Sementara pengakuan dari Eropa mengalir dari Perancis, dan Polandia.
Untuk mengamankan jalannya pemilihan umum, pemerintah mengerahkan lebih dari 30 ribu tentara dan polisi. Sebelumnya, terjadi desas-desus akan terjadi kerusuhan untuk menggagalkan pesta demokrasi tersebut.
AFP | REUTERS | CHOIRUL