TEMPO Interaktif, Ramallah - Presiden Palestina hari Rabu menolak tekanan Amerika Serikat untuk melanjutkan pembicaraan dengan Israel. Ia pun mengulangi permintaannya untuk penghentian sepenuhnya pembangunan pemukiman Yahudi di Tepi Barat sebelum negosiasi.
Mahmoud Abbas juga tidak menjelaskan posisinya ke depan dengan mengatakan dia tak ingin lagi berbicara tentang keinginannya untuk tidak memperpanjang kepemimpinannya kedua kali sebagai Presiden Otoritas Palestina yang didukung Barat.
Pernyataan Abbas minggu lalu bahwa dia tidak ingin maju dalam pemilihan presiden menggambarkan kemarahannya terhadap Amerika atas kegagalan menekan Israel untuk menghentikan pembangunan pemukiman di Tepi Barat.
Berbicara di depan massa untuk memperingati lima tahun kematian Yasser Arafat, Abbas mengatakan untuk melanjutkan pembicaraan damai, Israel harus memahami acuan yang ada.
"Kami tidak dapat bernegosiasi tanpa kerangka kerja. Dan Kami mengatakan kerangka kerjanya adalah resolusi PBB, yang berarti kembali ke perbatasan 1967," ujar Abbas merujuk pada perbatasan Israel yang mengubah peta Timur Tengah itu.
"Juga, kami ingin penghentian penuh terhadap pemukiman, termasuk pertumbuhan alamiah dan di Yerusalem," ujar pemimpin berusia 74 tahun itu.
"Tanpa itu, saya tidak akan terima. Saya tidak akan terima," ujarnya yang disambut sorak-sorai ribuan massa yang mengibarkan lautan bendera.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanahi telah meminta Abbas untuk memulai pembicaraan tanpa syarat, suatu posisi yang didukung oleh Presiden Barack Obama, yang sebelumnya meminta pembekuan pembangunan pemukiman Israel.
Netanyahu telah mengenyampingkan pembatasan pembangunan pemukiman di wilayah Tepi Barat yang dicaplok Isreal hingga Kota Yerusalem, dan Obama menarik kembali permintaannya untuk menghentikan tindakan itu.
REUTERS | ERWIN