TEMPO.CO, Jakarta - Beijing mengajak Indonesia agar dapat bersama-sama mendukung negara-negara Afrika sebaagai mitra dalam "Global South" deni tercapainya pembangunan dan kesejahteraan.
Hal itu disampaikan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina Mao Ning menyusul pelaksanaan KTT FOCAC (Forum on China-Africa Cooperation) 2024 yang berlangsung pada 4-6 September 2024 di Beijing yang akan mempertemukan Cina dan 53 negara Afrika serta Komisi Uni Afrika. Sebelumnya Indonesia juga menjadi tuan rumah Indonesia-Africa Forum (IAF) ke-2 di Bali pada 1-3 September 2024 sebagai sarana untuk menyerukan soliditas "Global South" selaku penggerak perubahan.
"Cina dan Indonesia sama-sama merupakan negara berkembang utama dan anggota penting 'Global South'," tambah Mao Ning, Rabu, 4 September 2024.
Global South merujuk pada negara-negara di wilayah Asia, Amerika Selatan, Afrika, dan Oseania yang masih berkembang atau malah berpenghasilan rendah dan sering kali terpinggirkan secara politik atau budaya. Penggunaan frasa "Global South" menandai pergeseran dari fokus utama pada perbedaan budaya ke arah penekanan hubungan kekuasaan geopolitik.
"Dalam menjalankan kerja sama dengan Afrika, Cina berkomitmen pada prinsip ketulusan, hasil nyata, persahabata, itikad baik, serta pendekatan melalui persahabatan dan satu kepentingan," ungkap Mao Ning.
Cina dan Afrika, kata Mao Ning telah secara aktif melaksanakan hasil FOCAC. Upaya tersebut memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pembangunan bersama Cina dan negara-negara Afrika serta memberikan manfaat nyata bagi kedua bangsa. Hal tersebut juga telah meletakkan dasar yang kokoh bagi pembangunan komunitas Cina-Afrika tingkat tinggi dengan masa depan bersama.
FOCAC (Forum on China-Africa Cooperation) adalah forum kerja sama resmi antara Cina, 53 negara di benua Afrika (kecuali Eswatini) dan Komisi Uni Eropa. Organisasi tersebut pertama kali dibentuk pada 2000 di Beijing dan mengadakan KTT di level kepala negara/pemerintahan setiap tiga tahun sekali.
Pada 2024, KTT FOCAC berlangsung di Beijing, Cina pada 4-6 September dengan tema "Bergandengan Tangan untuk Memajukan Modernisasi dan Membangun Komunitas China-Afrika Tingkat Tinggi dengan Masa Depan Bersama."
Beijing menyebut, sejak FOCAC berdiri, perusahaan-perusahaan Cina telah membantu negara-negara Afrika untuk membangun atau meningkatkan lebih dari 10 ribu km rel kereta api, 100 ribu km jalan raya, seribu jembatan, dan hampir 100 pelabuhan. Selain itu teknologi di bidang pertanian dari Cina disebut berhasil meningkatkan hasil panen lokal rata-rata 30-60 persen.
Sedangkan berdasarkan data Kementerian Perdagangan Chna dari Desember 2021 - Juli 2024, impor Cina dari Afrika mencapai USD305,9 miliar. Cina juga sudah menjadi mitra dagang utama Afrika selama 15 tahun berturut-turut.
Sementara Indonesia Afrika Forum yang ke-2 (Indonesia-Africa Forum atau IAF) adalah forum kerja sama yang pertama kali diselenggarakan pada 2018 antara Indonesia dengan beberapa negara Afrika dengan semangat awal untuk mengembalikan "Semangat Bandung" seperti dalam Konferensi Asia-Afrika 1955. Dalam IAF ke-2 tersebut, juga tercapai kesepakatan bisnis di sektor industri strategis, sembilan sektor bisnis kesehatan, dan enam sektor bisnis energi baru terbarukan (EBT), dengan nilai total mencapai lebih dari USD3,5 miliar (sekitar Rp54,4 triliun).
Pilihan editor:Pemprov Imbau Peserta Misa Agung Paus Fransiskus di GBK Gunakan Transportasi Umum
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini