Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Profil Moon Jae In, Eks Presiden Korea yang Jadi Tersangka Karena Carikan Jabatan untuk Menantu

Reporter

image-gnews
Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berjabat tangan di desa gencatan senjata Panmunjom di dalam zona demiliterisasi yang memisahkan kedua Korea, Korea Selatan, 27 April 2018. [Kolam/Kolam Pers KTT Korea via Reuters]
Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berjabat tangan di desa gencatan senjata Panmunjom di dalam zona demiliterisasi yang memisahkan kedua Korea, Korea Selatan, 27 April 2018. [Kolam/Kolam Pers KTT Korea via Reuters]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Mantan Presiden Korea Selatan, Moon Jae in, ditetapkan sebagai tersangka oleh jaksa. Moon dituduh terlibat dalam penyuapan untuk mempermudah menantunya mendapatkan pekerjaan. 

Mengutip laporan media Korea Hankyoreh, Moon diduga terlibat dalam nepotisme karena membantu menantunya mendapatkan posisi di maskapai penerbangan berbiaya rendah Thai Eastar Jet. Sebagai gantinya, pemerintah era Moon diduga mengatur penunjukan penting bagi seorang politisi Korea Selatan yang mendirikan maskapai tempat menantu Moon bekerja.

Praktik suap ini diduga terjadi beberapa tahun lalu, namun penyelidikannya masih berlanjut. Hingga Ahad 1 September 2024, divisi hukum pidana ketiga Kantor Kejaksaan Distrik Jeonju sedang meninjau dasar hukum untuk mengajukan tuntutan penyuapan terhadap Moon.

Profil Moon Jae In

Moon Jae In merupakan Presiden Korea Selatan periode 2017-2022 dan pemimpin Partai Demokrat Korea yang liberal periode 2015–2016. Pria yang lahir pada 24 Januari 1953 di Pulau Geoje, provinsi Gyeongsang Selatan ini juga berprofesi sebagai seorang pengacara dan aktivis hak-hak sipil Korea Selatan. 

Dilansir dari Britannica, Moon adalah putra sulung dari ayah Moon Yong-hyung dan ibu Kang Han-ok dari lima bersaudara. Orang tua Moon melarikan diri dari Korea Utara menjelang serangan musim dingin Cina tahun 1950 selama Perang Korea. 

Pada 1972, Moon berkuliah di Universitas Kyung Hee, Seoul dan aktif dalam gerakan mahasiswa melawan rezim Presiden Park Chung-Hee. Namun ia dikeluarkan dari kampusnya dan sempat masuk penjara sebentar karena aktivismenya tersebut. 

Kemudian pada 1975, Moon direkrut menjadi tentara Korea Selatan dan bertugas sebagai komando pasukan khusus. Pada Agustus 1976, ia ikut serta dalam Operasi Paul Bunyan setelah dua perwira AS dibunuh oleh pasukan Korea Utara di zona demiliterisasi (DMZ). 

Setelah menyelesaikan dinas militernya pada 1978, Moon kembali berkuliah di Universitas Kyung Hee. Pada 1980 ia berhasil lulus dan memperoleh gelar sarjana hukum. 

Pada 1982, ia mendirikan praktik hukum di Busan bersama temannya, Roh Moo-Hyun. Mereka fokus pada hak sipil dan hak asasi manusia, membela serikat pekerja dan aktivis mahasiswa yang dianiaya oleh Presiden Chun Doo-Hwan. Setelah demokrasi dipulihkan pada 1987, Roh memasuki dunia politik, sementara Moon melanjutkan karier hukumnya.

Peran dalam pemerintahan Roh Moo-Hyun

Ketika Roh terpilih sebagai presiden pada Desember 2002, ia mengajak Moon bergabung dalam kabinetnya. Setelah Roh mulai menjabat pada Februari 2003, Moon diangkat menjadi sekretaris senior untuk urusan sipil. Peran penting Moon dalam pemerintahan membuatnya dijuluki "Bayangan Roh".

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada Maret 2004, ketika Roh menghadapi mosi pemakzulan, Moon bergabung dalam tim hukum yang membela Roh di Mahkamah Konstitusi. Publik menentang pemakzulan tersebut dan pada Mei 2004, Mahkamah memutuskan mendukung Roh. 

Kemudian, Moon membantu mendirikan Kompleks Industri Kaesong, sebuah zona perdagangan bebas yang dikelola bersama oleh Korea Utara dan Korea Selatan, yang merupakan bagian dari strategi keterlibatan Roh dengan Korea Utara dan lanjutan dari kebijakan "sinar matahari" Kim Dae-Jung.

Menjadi Presiden Korea Selatan

Pada 2012, Moon pertama kali terjun ke politik elektoral dan memenangkan kursi di Majelis Nasional untuk distrik Sasang, Busan. Pada Desember tahun yang sama, ia menjadi kandidat Partai Demokrat Bersatu (DUP) dalam pemilihan presiden melawan Park Geun-Hye, putri Park Chung-Hee. Meskipun kalah tipis, Moon tetap aktif di politik nasional dan partai. 

Pada Februari 2015, ia menjadi ketua Aliansi Politik Baru untuk Demokrasi (NPAD), penerus DUP. Sehari setelahnya, pengadilan banding Korea Selatan mengungkap bahwa Badan Intelijen Nasional mengatur kampanye daring ilegal melawan lawan-lawan Park sebelum pemilihan 2012, meskipun tidak ada komentar tentang dampaknya pada hasil. Moon memutuskan tidak mencalonkan diri kembali untuk kursi Majelis Nasionalnya pada 2016.

Moon Jae-in terpilih sebagai Presiden Korea Selatan ke-12. Ia mulai menjabat pada bulan Mei 2017 setelah pemakzulan pendahulunya, Park Geun-hye.

Hanya dalam setahun setelah menjabat, Moon telah memimpin Olimpiade Musim Dingin di PyeongChang yang sukses dan memulai perundingan perdamaian dengan Korea Utara.

Pilihan Editor: Keluarga Eks Presiden Korsel Moon Jae In dalam Pengawasan Ketat Gara-gara Bantu Menantu

HANKYOREH | BRITANNICA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Publik Menyoroti Beda Cara KPK Tangani untuk Dugaan Gratifikasi Kaesang dan Anak Rafael Alun

16 menit lalu

Kaesang saat tampil di podcast pribadinya, 6 September 2024. Foto: Youtube.
Publik Menyoroti Beda Cara KPK Tangani untuk Dugaan Gratifikasi Kaesang dan Anak Rafael Alun

KPK mendapat sorotan publik lantaran dinilai beda penanganan dalam kasus dugaan gratifikasi Kaesang dan anak Rafael Alun.


Juara Ganda Putra Hong Kong Open 2024, Profil Kang Min Hyuk dan Seo Seung Jae

1 jam lalu

Ganda putra Indonesia Sabar Karyaman Gutama dan Moh Reza Pahlevi Isfahani menjadi runner-up Hong Kong Open 2024 setelah kalah menghadapi wakil Korea Selatan unggulan ketiga Kang Min Hyuk dan Seo Seung Jae di fina, 13-21, 17-21, Minggu, 15 September 2024. Dok. Tim Media PBSI
Juara Ganda Putra Hong Kong Open 2024, Profil Kang Min Hyuk dan Seo Seung Jae

Ganda putra Sabar Karyaman dan Reza Pahlevi Isfahani menjadi runner up Hong Kong Open 2024, mereka dikalahkan oleh pebulu tangkis Korea Selatan


Polisi Tangkap Tersangka Percobaan Pembunuhan Kedua Donald Trump

2 jam lalu

Agen Dinas Rahasia dan Keamanan Dalam Negeri memeriksa bekas rumah tersangka yang disebutkan oleh organisasi berita sebagai Ryan W. Routh saat FBI menyelidiki apa yang mereka katakan sebagai upaya pembunuhan di Florida terhadap kandidat presiden dari Partai Republik dan mantan presiden AS.  Presiden Donald Trump, di Greensboro, North Carolina, AS.  15 September 2024. REUTERS/Jonathan Drake
Polisi Tangkap Tersangka Percobaan Pembunuhan Kedua Donald Trump

David Aronberg, jaksa negara bagian Palm Beach County, mengonfirmasi tersangka percobaan pembunuhan Donald Trump adalah Ryan Wesley Routh.


Aktivis AS Bakar Diri Dekat Konsulat Israel, Protes Genosida di Gaza

3 jam lalu

Aaron Bushnell, prajurit Angkatan Udara AS membakar diri di luar Kedubes Israel di Washington DC.
Aktivis AS Bakar Diri Dekat Konsulat Israel, Protes Genosida di Gaza

Seorang aktivis AS bakar diri di depan Konsulat Israel di Boston, Amerika Serikat sebagai protes terhadap genosida di Gaza


Atlet Tembak Korea Kim Ye-ji Jadi Brand Ambassador Louis Vuitton Setelah Viral di Olimpiade Paris 2024

5 jam lalu

Kim Ye-Ji. Instagram/wkorea
Atlet Tembak Korea Kim Ye-ji Jadi Brand Ambassador Louis Vuitton Setelah Viral di Olimpiade Paris 2024

Siapa sangka atlet tembak bisa banting stir menjadi model brand mewah Louis Vuitton. Simak kisah Kim Ye-Ji yang gemilang di Olimpiade Paris 2024.


Jeonghan Seventeen Segera Wajib Militer, Apa Ketentuan Wamil di Korea Selatan?

21 jam lalu

Jeonghan SEVENTEEN. Foto: Instagram/@jeonghaniyoo_n
Jeonghan Seventeen Segera Wajib Militer, Apa Ketentuan Wamil di Korea Selatan?

Jeonghan Seventeen mulai 26 September 2024 akan wajib militer, Ini syarat dan ketentuan wamil bagi warga negara Korea Selatan


Wajib Militer Mulai 26 September 2024, Jeonghan Absen Tampil di Seventen Right Here World Tour 2024

21 jam lalu

Jeonghan SEVENTEEN. Foto: Instagram/@jeonghaniyoo_n
Wajib Militer Mulai 26 September 2024, Jeonghan Absen Tampil di Seventen Right Here World Tour 2024

Anggota boy grup Seventeen, Jeonghan akan menjalani wajib militer per 26 September 2024. Ia absen tampil di Seventen Right Here World Tour 2024.


Profil Sugiono, Anak Ideologis Prabowo yang Digadang-gadang Jadi Menlu

2 hari lalu

Wakil Ketua Komisi I DPR RI yang juga Waketum Partai Gerindra, Sugiono, berbicara soal namanya yang digadang-gadang akan jadi menteri dalam kabinet Prabowo-Gibran di Kompleks Senayan, Jakarta, Kamis, 12 September 2024. Tempo/Annisa Febiola
Profil Sugiono, Anak Ideologis Prabowo yang Digadang-gadang Jadi Menlu

Sinyal kuat bakal ada alumnus SMA Taruna Nusantara yang menjadi menteri di Kabinet Prabowo, salah satunya mengerucut pada Sugiono. Berikut profilnya.


Aysenur Ezgi Eygi yang Ditembak Mati Israel di Tepi Barat Dimakamkan Hari Ini di Turki

2 hari lalu

Aysenur Ezgi Eygi di Seattle, Washington, 8 Juni  2024. International Solidarity Movement/Handout via REUTERS
Aysenur Ezgi Eygi yang Ditembak Mati Israel di Tepi Barat Dimakamkan Hari Ini di Turki

Para pelayat berkumpul di barat daya Turki pada Sabtu 14 September 2024 untuk menghadiri pemakaman Aysenur Ezgi Eygi


KPK Belum Usut Dugaan Adanya Pungutan dalam Program Pendidikan Dokter Spesialis

2 hari lalu

Direktur Penindakan KPK, Asep Guntur Rahayu, menghadirkan dua karyawan PT. Amarta Karya (Persero), Pandhit Seno Aji dan Deden Prayoga (kanan), resmi memakai rompi tahanan seusai menjalani pemeriksaan, di gedung KPK, Jakarta, Rabu, 15 Mei 2024. PT. Amarta Karya (Persero) merupakan anak perusahan Badan Usaha Milik Negara. TEMPO/Imam Sukamto
KPK Belum Usut Dugaan Adanya Pungutan dalam Program Pendidikan Dokter Spesialis

Kematian mahasiswi PPDS Universitas Diponegoro, dr Aulia Risma, menguak dugaan praktik pungutan liar. KPK belum bergerak