TEMPO.CO, Jakarta - Situasi keamanan di sekitar Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia telah memburuk setelah serangan drone pada Sabtu, kata Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA).
"Situasi keselamatan nuklir di PLTN Zaporizhzhia di Ukraina memburuk setelah serangan drone yang mengenai jalan di sekitar perimeter lokasi pembangkit hari ini," kata IAEA dalam sebuah pernyataan, mengutip kepala badan tersebut, Rafael Grossi.
Tidak ada korban jiwa akibat serangan tersebut dan peralatan PLTN Zaporizhzhia tidak terpengaruh, namun, jalan antara dua gerbang utama pembangkit mengalami kerusakan, demikian isi pernyataan tersebut.
Grossi telah meminta pihak-pihak yang terlibat untuk menahan diri.
"Kita kembali melihat peningkatan bahaya keselamatan dan keamanan nuklir yang dihadapi PLTN Zaporizhzhia," kata Grossi.
"Saya tetap sangat prihatin dan mengulangi seruan saya untuk penahanan diri maksimal dari semua pihak dan untuk pengamatan ketat terhadap lima prinsip konkret yang ditetapkan untuk perlindungan pembangkit," kata Grossi seperti dikutip oleh IAEA.
Manajemen pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia di Rusia mengatakan sebuah pesawat tak berawak Ukraina menjatuhkan bahan peledak di jalan yang digunakan oleh staf, kantor berita TASS melaporkan sebelumnya.
Rusia telah menguasai situs Zaporizhzhia, pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa, sejak Rusia melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada Februari 2022.
Fasilitas nuklir tersebut tidak aktif karena Moskow dan Kyiv berulang kali saling menuduh mencoba menyabotase operasinya dan membahayakan keselamatan di sekitar pabrik.
Lokasi dampaknya dekat dengan kolam penyemprot air pendingin yang penting dan sekitar 100 meter dari saluran listrik Dniprovska, satu-satunya saluran listrik 750 kilovolt yang tersisa yang menyediakan pasokan listrik ke pembangkit listrik tersebut, kata IAEA.
Tim IAEA mengunjungi daerah tersebut pada Sabtu dan melaporkan bahwa kerusakan tersebut tampaknya disebabkan oleh drone yang dilengkapi dengan bahan peledak.
Laporan tersebut menyatakan tidak ada korban jiwa dan tidak ada dampak terhadap peralatan pembangkit listrik tenaga nuklir. Namun, ada dampak pada jalan antara dua gerbang utama pabrik tersebut.
Serangan itu terjadi ketika Ukraina terus melakukan serangan ke Rusia, mengklaim telah menguasai 82 permukiman di area seluas 1.150 kilometer persegi di wilayah Kursk sejak 6 Agustus.
Moskow ingin membahas serangan terhadap pabrik Zaporizhzhia dengan IAEA, kantor berita Rusia RIA melaporkan, mengutip Roman Ustinov, penjabat perwakilan Rusia di Wina.
Pilihan Editor: Kepala IAEA akan Kunjungi PLTN Zaporizhzhia Pekan Depan
ARAB NEWS