TEMPO.CO, Jakarta -Sejumlah pejabat senior Amerika Serikat beranggapan Israel telah mencapai batas akhir dari apa yang bisa mereka capai secara militer di Jalur Gaza. New York Times melansir bahwa para pejabat keamanan nasional di Washington percaya Israel tidak akan pernah dapat melenyapkan Hamas sepenuhnya.
Oleh karena itu, pengeboman berkelanjutan di Gaza hanya akan meningkatkan risiko bagi warga sipil sementara kemungkinan melemahkan Hamas telah berkurang, menurut laporan yang terbit pada Rabu, 14 Agustus 2024.
Asesmen dari para pejabat tersebut datang ketika pemerintahan Presiden Joe Biden sedang berupaya keras mengembalikan negosiasi gencatan senjata dan pemulangan sandera antara Israel dan Hamas kembali ke jalurnya.
Amerika Serikat, sebagai mediator bersama Qatar dan Mesir, dijadwalkan berunding dengan Israel di Doha pada Kamis, 15 Agustus 2024. Sementara itu, Hamas tidak menyatakan pihaknya mengirimkan delegasi ke sana.
Dalam serangan yang telah berlangsung selama sepuluh bulan di Gaza, Israel mengklaim telah menewaskan belasan ribu pejuang Palestina, membunuh setengah dari pimpinan sayap bersenjata Hamas, hingga menghancurkan rute-rute pasokan penting.
Namun, tujuan Israel untuk memulangkan sisa 115 warganya yang masih disandera Hamas tidak dapat dicapai secara militer, menurut para pejabat yang dikutip oleh New York Times. Hamas awalnya menculik 250 sandera dari Israel selatan selama serangannya pada 7 Oktober 2023.
Selama 10 bulan terakhir, “Israel telah mampu mengganggu Hamas, membunuh sejumlah pemimpin mereka dan sebagian besar mengurangi ancaman terhadap Israel yang ada sebelum 7 Oktober,” kata Jenderal Joseph L. Votel, mantan kepala Komando Pusat AS.
Hamas kini menjadi organisasi yang “mengecil”, kata Votel. Namun, ia berpendapat pembebasan para sandera hanya dapat dipastikan melalui negosiasi.
Israel pun kesulitan untuk mencegah Hamas berkumpul kembali di Gaza, bahkan setelah Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mendeklarasikan kemenangan dalam pertempuran lokal.
Awal tahun ini, Israel mengklaim telah menghancurkan keberadaan Hamas di kamp Jabaliya di Gaza utara. Tetapi, mereka terpaksa kembali pada Mei lalu setelah para pejuang Palestina kembali muncul.
Jaringan terowongan Hamas yang luas, yang “terbukti jauh lebih besar dari yang diantisipasi Israel”, telah menjadi krusial dalam strategi untuk membangun kembali kelompok tersebut setelah pertempuran, menurut New York Times.
Ralph Goff, mantan pejabat CIA yang bertugas di Timur Tengah, mengatakan kepada New York Times: “Hamas sebagian besar telah terkuras habis tetapi belum musnah, dan Israel mungkin tidak akan pernah mencapai pemusnahan total Hamas.”
Pilihan Editor: 11 Bulan Serangan Israel di Gaza, Korban Tewas Warga Palestina Lampaui 40.000 Jiwa
ARAB NEWS | NEW YORK TIMES