TEMPO.CO, Jakarta -Militer Israel mengklaim kematian Mohammed Deif, kepala sayap militer Hamas, yang tewas dalam serangan udara Israel di Jalur Gaza bulan lalu. Konfirmasi bahwa mereka membunuh Deif dirilis pada Kamis, 1 Agustus 2024, sehari setelah kematian pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh di Iran yang diumumkan oleh Hamas dan Korps Garda Revolusi Iran (IRGC).
“IDF (Pasukan Pertahanan Israel) mengumumkan bahwa pada 13 Juli 2024, jet tempur IDF menyerang di wilayah Khan Younis, dan setelah penilaian intelijen, dapat dipastikan bahwa Mohammed Deif tewas dalam serangan itu,” kata militer.
Hamas tidak segera menanggapi permintaan komentar atas pengumuman Israel, yang muncul ketika kerumunan orang berkumpul untuk prosesi pemakaman Haniyeh di Teheran.
Otoritas kesehatan di Gaza mengatakan pada saat serangan 13 Juli itu bahwa lebih dari 90 orang tewas, tetapi Hamas membantah Deif termasuk di antara mereka. Bom seberat 900 kilogram yang menghantam sekitar rumah tempat Deif berlindung bersama salah satu deputinya telah meninggalkan bekas berupa kawah raksasa.
Deif diyakini sebagai salah seorang dalang serangan Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober 2023, yang kemudian memicu Israel untuk melancarkan pembantaian di Gaza yang kini memasuki hari ke-300.
Israel mengatakan serangan tersebut menewaskan 1.200 orang, sementara AFP menghitung ada sekitar 1.197 korban jiwa dan Al Jazeera menetapkan jumlah 1.139 korban jiwa.
“Deif memulai, merencanakan, dan melaksanakan pembantaian 7 Oktober,” kata militer Israel tentang serangan tersebut.
Selama serangan 7 Oktober, para milisi Palestina juga menyandera 251 orang warga Israel – 111 orang di antaranya masih ditawan di Gaza, termasuk 39 orang yang menurut militer telah tewas.
Sementara itu, kampanye militer balasan Israel telah menewaskan sedikitnya 39.480 orang, menurut Kementerian Kesehatan Gaza yang tidak memerinci antara kematian warga sipil dan milisi.
Deif, sebagai kepala Brigade al Qassam, telah menjadi salah satu orang yang paling dicari Israel selama hampir tiga dekade dan masuk dalam daftar “teroris internasional” Amerika Serikat sejak 2015.
Militer Israel mengatakan Deif selama bertahun-tahun telah melakukan beberapa serangan terhadap Israel. Ia beroperasi bersama Yahya Sinwar, kepala Hamas di Gaza, kata IDF.
“Selama perang, ia memimpin aktivitas Hamas di Jalur Gaza dengan mengeluarkan perintah dan instruksi kepada anggota senior sayap militer Hamas,” tambahnya.
Ia telah menduduki puncak daftar orang yang paling dicari Israel selama beberapa dekade, dianggap bertanggung jawab secara pribadi atas kematian puluhan warga Israel dalam tindakan bom bunuh diri.
Pilihan Editor: Blinken Desak Semua Pihak di Timur Tengah untuk Hentikan Eskalasi Konflik
AL ARABIYA | REUTERS