TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Keamanan PBB telah menyetujui rancangan resolusi gencatan senjata di Gaza yang diajukan oleh Amerika Serikat. Salah satu isi rancangan itu adalah rencana rekonstruksi besar-besaran untuk Gaza. Namun, agresi Israel bukan hanya menyebabkan kerusakan fisik yang masif, tetapi juga kerusakan lingkungan yang parah.
Seberapa besar kerusakan yang disebabkan perang selama delapan bulan tersebut? Berapa kemungkinan biaya yang akan dihabiskan?
Berapa estimasi biaya rekonstruksi pascaperang Gaza?
Tingkat kehancuran di Gaza belum pernah terjadi sejak Perang Dunia II, menurut seorang pejabat PBB yang memperkirakan bahwa rekonstruksi pascaperang dapat menelan biaya hingga $50 miliar.
"Kami belum pernah melihat yang seperti ini sejak tahun 1945," Abdallah al-Dardari, direktur biro regional untuk negara-negara Arab di Program Pembangunan PBB (UNDP), mengatakan pada awal Mei 2024 dalam sebuah konferensi pers online. "Intensitas itu, dalam waktu yang singkat dan skala kehancuran yang begitu besar," tambahnya.
Lebih dari 70 persen dari seluruh perumahan telah hancur, kata pejabat PBB, dan sekitar 37 juta ton puing-puing harus disingkirkan. Sebagai perbandingan, selama perang Israel-Hamas di Gaza tahun 2014, sekitar 2,4 juta ton puing-puing berhasil disingkirkan.
Secara keseluruhan, tingkat kehancurannya sedemikian rupa sehingga UNDP memperkirakan bahwa indeks pembangunan manusia di Gaza telah mengalami kemunduran selama 40 tahun. Indeks ini menilai faktor-faktor termasuk tahun-tahun keuntungan dalam sekolah, pencapaian pendidikan, kesehatan dan harapan hidup saat lahir.
"Semua investasi dalam pembangunan manusia ... selama 40 tahun terakhir di Gaza telah musnah," kata al-Dardari. "Kami hampir kembali ke tahun 80-an," tambahnya.
Biaya keseluruhan rekonstruksi pascaperang di Gaza akan menelan biaya antara $40-50 miliar "setidaknya", katanya.
Prioritas utama badan PBB tersebut adalah fase pemulihan pascaperang selama tiga tahun dengan tujuan menyediakan tempat penampungan sementara dan layanan dasar bagi warga Palestina untuk dapat kembali ke tempat tinggal mereka sebelumnya.