Bagaimana dengan perkiraan kerusakan lingkungan?
Pengeboman Israel telah meninggalkan sekitar 26 juta ton reruntuhan dan puing-puing, yang mungkin membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk membersihkannya. Dengan demikian, perang Gaza dan pemulihan wilayah juga akan memakan biaya karbon yang sangat tinggi.
Berikut hasil penelitian Social Science Research Network:
Serangan Israel dalam 120 hari pertama perang melebihi jejak karbon tahunan 26 negara yang paling rentan terhadap perubahan iklim di dunia, termasuk Vanuatu dan Greenland.
Lebih dari 99% dari sekitar 652.552 metrik ton karbon dioksida (CO2e) yang dihasilkan dalam empat bulan pertama setelah perang secara langsung disebabkan oleh serangan udara dan invasi darat ke Gaza.
Hampir 30% dari seluruh emisi CO2e disebabkan oleh 244 pesawat kargo Amerika yang menerbangkan bom, senjata, dan pasokan militer lainnya ke Israel selama 120 hari pertama.
120 hari pertama perang diperkirakan sebanding dengan total penggunaan energi tahunan 77.200 keluarga Amerika.
Penelitian ini, yang dibagikan secara eksklusif kepada The Guardian, menyajikan perkiraan konservatif tentang biaya iklim dari perang di Gaza, di samping jumlah korban jiwa yang tak tertandingi, kelaparan sebagai bentuk hukuman, kerusakan infrastruktur, dan bencana lingkungan.
Penelitian ini juga menyoroti asimetri emisi yang disebabkan oleh operasi Perlawanan Palestina jika dibandingkan dengan operasi pendudukan Israel, dengan merinci bahwa jejak karbon gabungan Hamas selama 120 hari pertama sebanding dengan konsumsi energi tahunan hanya 454 rumah tangga Amerika.
Emisi dari truk-truk bantuan menghasilkan hampir 9.000 ton CO2e. Emisi tambahan sebesar 58.000 CO2e berasal dari generator bertenaga diesel, yang saat ini digunakan untuk menghasilkan energi di Gaza setelah Israel menghancurkan panel surya, yang bertanggung jawab atas hampir 25% daya listrik di Gaza, dan pembangkit listrik.