TEMPO.CO, Jakarta - Iran, Minggu, 9 Juni 2024, mengumumkan daftar kandidat yang disetujui untuk maju dalam pemilihan presiden yang dijadwalkan pada 28 Juni. Yang tidak masuk dalam daftar adalah mantan presiden Mahmoud Ahmadinejad dan mantan ketua parlemen Ali Larijani, yang telah didiskualifikasi.
Pemilu mendatang, yang semula dijadwalkan pada 2025, dipercepat karena kematian mendadak Presiden Ebrahim Raisi dalam sebuah kecelakaan helikopter pada Mei.
Dewan Wali, sebuah badan yang terdiri dari para ulama dan ahli hukum yang pada akhirnya berada di bawah pengawasan Pemimpin Tertinggi Ali Khamenei, menyetujui enam kandidat. Mereka adalah, Mohammad-Bagher Ghalibaf, Saeed Jalili, Masoud Pezeshkian, Alireza Zakani, Mostafa Pourmohammadi, Amirhossein Ghazizadeh-Hashemi
Kecuali Pezeshkian, yang berafiliasi dengan kubu politik "reformis" Iran, lima kandidat lainnya dianggap sebagai "konservatif" atau "ultrakonservatif".
Berikut kandidat-kandidat yang disetujui:
Ketua Parlemen, Mohammad-Bagher Galibaf
Kandidat utama di antara mereka yang disetujui adalah Ketua Parlemen Ghalibaf. Pria berusia 62 tahun ini sebelumnya pernah mencalonkan diri dalam pemilihan presiden pada tahun 2005 dan 2013. Pada 2017, ia mengundurkan diri dari persaingan untuk mendukung Raisi, yang akhirnya berada di posisi kedua.
Ghalibaf, seorang veteran perang Iran-Irak, pernah menjabat sebagai komandan angkatan udara IRGC. Dia adalah wali kota Teheran dari tahun 2005 hingga 2017 dan juga pernah menjabat sebagai kepala kepolisian Iran.
Setelah mendaftarkan pencalonannya di kementerian dalam negeri awal bulan ini, Ghalibaf berjanji untuk meningkatkan perekonomian jika terpilih.
Negosiator Nuklir, Saeed Jalili
Tokoh penting lainnya dalam daftar ini adalah mantan wakil menteri luar negeri dan negosiator nuklir Jalili. Dikenal karena sikap negosiasinya yang tidak fleksibel, pria berusia 58 tahun ini adalah pengkritik keras kesepakatan nuklir 2015 antara Iran dan kekuatan dunia. Selama pemilu 2021, ia mundur dari pencalonan presiden untuk memberikan dukungannya kepada pencalonan Raisi.
Anggota Parlemen, Masoud Pezeshkian
Pezeshkian, satu-satunya kandidat yang tidak terkait dengan fraksi konservatif, menjabat sebagai anggota parlemen yang mewakili kota barat laut Tabriz di parlemen. Ia sebelumnya menjabat sebagai wakil ketua parlemen dan, sebelumnya, sebagai menteri kesehatan.
Dukungan Pezeshkian oleh Dewan Wali mungkin merupakan upaya pihak berwenang untuk meningkatkan partisipasi pemilih, yang telah menurun dalam beberapa pemilu terakhir.
Selama pemilihan tahun 2021, yang menghasilkan kepresidenan Raisi, Dewan Wali mendiskualifikasi pesaing potensial yang dapat menjadi tantangan bagi Raisi. Pemilu tersebut mencatat rekor jumlah pemilih yang rendah, yaitu hanya 48,8 persen. Republik Islam secara tradisional mengandalkan jumlah pemilih untuk menunjukkan legitimasinya.