TEMPO.CO, Jakarta - Badan keamanan Rusia sangat efektif dalam menahan lawan-lawan Vladimir Putin, namun lengah karena penembakan massal di dekat Moskow, sehingga menimbulkan pertanyaan tentang prioritas, sumber daya, dan pengumpulan intelijen mereka. Apa yang terjadi? Berikut analis beberapa pengamat tentang serangan paling mematikan di Rusia selama dua dekade tersebut:
FSB Terlalu Sibuk
Dituduh memburu penyabot Ukraina di Rusia, mengawasi aktivis anti-Kremlin, dan mengganggu operasi badan intelijen asing yang bermusuhan, FSB, lembaga penerus utama KGB era Soviet, tampaknya sangat sibuk.
Hal ini, menurut mantan pejabat intelijen AS dan analis keamanan Barat, membantu menjelaskan mengapa FSB mengabaikan ancaman lain, termasuk ancaman yang ditimbulkan oleh kelompok militan Islam, seperti ISIS-K, yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
"Anda tidak bisa melakukan semuanya," kata Daniel Hoffman, mantan perwira operasi senior CIA yang menjabat sebagai kepala stasiun Moskow, kepada Reuters.
"Anda meningkatkan tekanan pada penduduk setempat dan terkadang Anda tidak mendapatkan informasi intelijen yang Anda butuhkan tentang potensi serangan teroris. Di situlah mereka gagal. Mungkin saja mereka terlalu lelah berurusan dengan perang di Ukraina dan berurusan dengan oposisi politik. Yang satu ini lolos dari perhatian mereka."
Peringatan Barat yang Dilewatkan
Nina Krushcheva, seorang profesor hubungan internasional di The New School di New York, mengatakan bahwa FSB tampaknya telah memasukkan ISIS ke dalam radarnya.
Namun, ia mengatakan pandangan Putin bahwa Rusia terkunci dalam perjuangan eksistensial dengan Barat yang dipimpin AS akan menyulitkan Moskow untuk menerima begitu saja peringatan keamanan dari AS.
"Ada banyak ketidakpercayaan. Bukan berarti Amerika tidak terlibat dalam kesalahan informasi," katanya.
"Di dunia Putin, di mana ini adalah pertarungan eksistensial antara Rusia dan Barat yang ingin melemahkan dan menghancurkan Rusia, tentu saja dia tidak akan mempercayainya karena bagaimana dia tahu dari latar belakang KGB-nya sendiri bahwa Amerika sedang tidak menciptakan (operasi) bendera palsunya sendiri."
Operasi bendera palsu adalah tindakan yang dilakukan dengan maksud menyamarkan sumber tanggung jawab untuk menimpakan kesalahan pada pihak lain.