Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Islamofobia: Menelusuri Pandangan Ini di Barat dan Indonesia

Reporter

Editor

Bram Setiawan

image-gnews
Seminar Nasional Fakultas Ushuluddin, UIN Syarif Hidayatullah bertema Islamophobia Within Muslim and Islamiphobia Without Islam: Kebencian atas Muslim dan Islam, antara Asumsi, Fakta dan Prasangka, pada Senin, 25 Maret 2024. TEMPO/Bram Setiawan
Seminar Nasional Fakultas Ushuluddin, UIN Syarif Hidayatullah bertema Islamophobia Within Muslim and Islamiphobia Without Islam: Kebencian atas Muslim dan Islam, antara Asumsi, Fakta dan Prasangka, pada Senin, 25 Maret 2024. TEMPO/Bram Setiawan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kata Islamofobia sudah lama menjadi sorotan para akademikus dan pemerhati studi Islam. Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri atau UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengadakan seminar nasional bertema Islamophobia Within Muslim and Islamophobia Without Islam: Kebencian atas Muslim dan Islam, antara Asumsi, Fakta dan Prasangka, pada Senin, 25 Maret 2024.

Kata Islamofobia, secara sederhana berarti ketakutan terhadap Islam. Tetapi, dalam arti yang lebih luas, bisa juga berarti sikap yang melibatkan emosi, kognisi, penilaian, dan tindakan yang mengekspresikan ketakutan terhadap Islam maupun umatnya.

“Islamofobia menjadi cara pandang yang rasis kepada orang-orang yang berbeda,” kata Dekan Fakultas Ushuluddin UIN Jakarta, Ismatu Ropi saat pembukaan seminar.

Islamofobia dalam ambiguitas antara, fakta tragedi, asumsi, atau prasangka.  Meskipun mulanya istilah Islamofobia ini dibicarakan di negara-negara Barat, namun menyebar secara paradoks sampai di Asia. Penyebarannya yang masif membuat sidang umum Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB memaklumatkan konsensus, pada 15 Maret 2022, sebagai Hari Internasional untuk Memerangi Islamofobia.

Tentang Islamofobia

Guru besar filologi dan kebudayaan Islam Indonesia Universitas Koln Jerman, Edwin P. Wieringa menyoroti istilah ini melalui tinjauan hasil risetnya mengenai Serat Gatholoco, suluk karya klasik sastra Jawa. Dalam teks klasik, kata dia, hal yang dianggap bernada Islamofobia itu seperti respons atau kritik situasi saat itu kala Islam mulai berkembang.

Menurut Wieringa, ia tak setuju dengan adanya sebutan Islamofobia, dianggap tidak tepat. “Saya tidak suka dengan istilah Islamofobia,” katanya.

Guru Besar Sosiologi Agama UIN Syarif Hidayatullah, Amin Nurdin menyoroti istilah Islamofobia atau Islamophobia dikenal sebagai konsep dalam laporan Runnymede Trust Report pada 1991. Di Eropa, istilah ini juga dirumuskan dalam kerangka xenofobia, sikap kebencian dan ketakutan terhadap orang asing.

Islamofobia menyoroti beberapa pandangan, antara lain Islam agama yang kaku tidak bisa menyesuaikan dengan realitas baru dan mendukung terorisme. “Islamofobia secara masif menjadi fenomena global setelah tragedi World Trade Center New York (11 September 2001),” katanya.

Amin menjelaskan, kasus serangan terorisme menimbulkan gelombang rasa permusuhan, ketakutan, dan kebencian terhadap umat Islam. Gejala Islamofobia, kata dia, seperti menjadi hal normal dalam budaya di Amerika dan Eropa. Menurut Amin, perlu adanya penyebaran tafsir mengenai keberagaman Islam.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Menginterpretasi ulang teologi Islam di Eropa. Pemikiran Islam yang universal itu bagaimana supaya bisa diterima di Barat,” katanya.

Amin juga menyoroti Islamofobia yang mulanya pandangan dari Barat sampai masuk ke Indonesia. Di Indonesia, pandangan ini salah satunya dipengaruhi tragedi Bom Bali pada 2002. Ketakutan menyebar terhadap pria berjanggut dan keluarganya tak lepas dari kecurigaan. “Islamofobia tak hanya dari masyarakat non Islam, bahkan dari masyarakat Islam itu sendiri,” katanya. Tetapi, hanya orang Islam beratribut tertentu yang dicurigai dan ditakuti.

Andar Nubowo, doktor alumni Ecole Normale Superieure, Lyon, Prancis menjelaskan, Islamofobia berkembang dalam konteks hubungan agama, politik, ekonomi yang tak seimbang. “Di Prancis, Belanda, dan Italia, muncul politik ultranasionalis anti Islam dan imigrasi,” katanya.

Menurut Andar, Islamofobia cenderung bersumber gambaran fantasi budaya terhadap Islam dan umatnya. “Jadi, bukan pada fakta sejarah Islam. Fanatisme ini lahir dari pandangan ideologis, bukan saintifik,” ucapnya.

Mubalig Jemaat Ahmadiyah Indonesia, Rakeeman R.A.M. Jumaan menuturkan, seringnya Ahmadiyah menjadi sasaran stigma. “Sasarannya tidak jelas dan ke mana-mana,” katanya. Ia memandang, Islamofobia seperti ekspresi permusuhan yang tak berdasar.

Menurut Rakeeman, Islamofobia bisa diredam melalui banyak perjumpaan dan sikap saling mengenal. "Ahmadiyah di Eropa menggunakan banyak ruang perjumpaan. Yang tadinya  konservatif dengan beberapa kali perjumpaan mengenal dan mengetahui Ahmadiyah yang sebenarnya, kemudian menjadi sahabat dekat," tuturnya.

BRAM SETIAWAN

Pilihan Editor: Islamofobia dan Antisemitisme Meningkat, Inggris Definisi Ulang 'Ekstremisme'

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

9 jam lalu

Anak-anak Palestina bermain di tengah reruntuhan taman yang hancur akibat serangan militer Israel, saat Idul Fitri, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Kota Gaza 11 April 2024. REUTERS/Mahmoud Issa
PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

Serangan Israel ke Gaza telah meninggalkan sekitar 37 juta ton puing di wilayah padat penduduk, menurut Layanan Pekerjaan Ranjau PBB


Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

20 jam lalu

Orang-orang bekerja untuk memindahkan jenazah warga Palestina yang terbunuh selama serangan militer Israel dan dimakamkan di rumah sakit Nasser, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Khan Younis di selatan Jalur Gaza, 21 April 2024. REUTERS/  Ramadhan Abed
Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

Pemblokiran Israel terhadap penyelidik internasional memasuki Jalur Gaza menghambat penyelidikan independen atas kuburan massal yang baru ditemukan


Jadi Tersangka Penistaan Agama, Galih Loss Minta Maaf ke Umat Muslim

22 jam lalu

Tersangka Galih Loss (tengah) dihadirkan saat keterangan pers pegungkapan kasus penistaan agama atau ujaran kebencian oleh konten kreator Galih Nova Aji di Direktorat Reserse Kriminal (Ditreskrimsus) Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat, 26 April 2024. Tersangka Galih Nova Aji atau pemilik akun sosial media Galih Loss ditahan karena kasus pendistribusian konten vidio yang menyinggung SARA dan menimbulkan rasa kebencian dengan ancaman hukuman 6 tahun penjara. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Jadi Tersangka Penistaan Agama, Galih Loss Minta Maaf ke Umat Muslim

Konten kreator TikTok Galih Loss meminta maaf atas konten video tebak-tebakannya dengan seorang anak kecil yang dianggap menistakan agama.


70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

1 hari lalu

Seorang perempuan Palestina duduk diantara pakaian bekas di pasar loak mingguan di kamp pengungsian Nusseirat, Gaza, 15 Februari 2016. Permintaan untuk pakaian telah menjadi barometer bagi situasi ekonomi di Gaza. AP/Khalil Hamra
70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

ActionAid mencatat setidaknya 70 persen dari ribuan korban jiwa di Gaza adalah perempuan dan anak perempuan.


Jamaika secara Resmi Mengakui Palestina sebagai Negara

2 hari lalu

Gang bendera di markas besar PBB Eropa terlihat selama Dewan Hak Asasi Manusia di Jenewa, Swiss, 11 September 2023. REUTERS/Denis Balibouse
Jamaika secara Resmi Mengakui Palestina sebagai Negara

Jamaika secara resmi mengumumkan pengakuan Palestina sebagai sebuah negara setelah musyawarah kabinet.


Ratusan Mayat Ditemukan di Dua RS di Gaza, PBB Serukan Penyelidikan

2 hari lalu

Orang-orang bekerja untuk memindahkan jenazah warga Palestina yang terbunuh selama serangan militer Israel dan dimakamkan di rumah sakit Nasser, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Khan Younis di selatan Jalur Gaza, 21 April 2024. REUTERS/  Ramadhan Abed
Ratusan Mayat Ditemukan di Dua RS di Gaza, PBB Serukan Penyelidikan

PBB menyerukan dilakukannya penyelidikan atas temuan ratusan mayat di dua rumah sakit di Gaza.


Kongres India Minta Narendra Modi Ditindak atas Komentarnya tentang Umat Islam

4 hari lalu

Perdana Menteri India Narendra Modi menyampaikan pidato saat menghadiri kampanye pemilu di Bengaluru, Karnataka, India, 20 April 2024. REUTERS/Navesh Chitrakar
Kongres India Minta Narendra Modi Ditindak atas Komentarnya tentang Umat Islam

Narendra Modi menyebut umat Islam sebagai "penyusup" dalam pidato kampanyenya sehingga memicu kecaman luas dari kelompok oposisi.


7 Influencer Mualaf Terkenal dari Korea

5 hari lalu

Ayana Moon merayakan Idul Fitri bersama adiknya, Aydin Moon yang belum lama menjadi mualaf. Foto IG @aydinmoon.
7 Influencer Mualaf Terkenal dari Korea

Kiprah sejumlah influencer mualaf ikut mewarnai penyebaran Islam di Korea


Kisah Masuknya Islam ke Korea Sebelum Diwarnai Daud Kim dan Influencer Mualaf Lainnya

5 hari lalu

Korea Siap Menerima Wisatawan Muslim
Kisah Masuknya Islam ke Korea Sebelum Diwarnai Daud Kim dan Influencer Mualaf Lainnya

Jauh sebelum viralnya infuencer Mualaf seperti Daud Kim, Islam masuk ke Korea sejak tahun 1950-an.


Kongres Pemuda Indonesia Laporkan Pendeta Gilbert Lumoindong ke Polda Metro Jaya atas Kasus Penistaan Agama

6 hari lalu

Gilbert Lumoindong. Instagram
Kongres Pemuda Indonesia Laporkan Pendeta Gilbert Lumoindong ke Polda Metro Jaya atas Kasus Penistaan Agama

Ketua Kongres Pemuda Indonesia atau KPI Jakarta Sapto Wibowo Sutanto melaporkan pendeta Gilbert Lumoindong ke Polda Metro Jaya pada 19 April 2024.