TEMPO.CO, Jakarta - Donald Trump telah menyuarakan dukungannya secara eksplisit terhadap perang Israel di Gaza, dan menyatakan bahwa ia mendukung tujuan yang diungkapkan oleh pemerintah garis keras di Tel Aviv untuk melanjutkan serangan sampai “kemenangan total”.
Ketika ditanya apakah ia “setuju” dengan cara Israel “melakukan perlawanan terhadap Gaza”, calon presiden AS dari Partai Republik ini menjawab: “Anda harus menyelesaikan masalahnya”. Ketika Trump akan mencalonkan diri sebagai petahana Joe Biden, kata-katanya menunjukkan bahwa para pemilih yang menentang dukungan Amerika Serikat terhadap perang Israel akan menghadapi dilema dalam pemilihan presiden November mendatang.
Wawancara dengan Fox News di mana Trump menyampaikan komentar tersebut terjadi ketika jalannya menuju nominasi presiden hampir selesai pada Super Tuesday. Tak lama setelah kalah telak dalam sebagian besar pemilihan pendahuluan di seluruh negeri, satu-satunya penantang seriusnya, Nikki Haley, diperkirakan akan mengundurkan diri.
Pernyataan dukungan Trump terhadap Israel bukan sebuah kejutan. Pada 14 Mei 2018, saat ia berkuasa, kedutaan AS resmi pindah ke Yerusalem sekaligus mengakui kota tersebut sebagai ibu kota Israel.
Ini adalah langkah kontroversial yang melanggar kebijakan resmi AS selama beberapa dekade – dan ini terjadi pada saat yang sangat penuh gejolak bagi Israel dan kawasan sekitarnya.
Trump mengumumkan keputusannya untuk memindahkan kedutaan dari Tel Aviv ke Yerusalem pada Desember, dan menyebutnya sebagai “langkah yang sudah lama tertunda untuk memajukan proses perdamaian dan berupaya mencapai kesepakatan yang langgeng.”
Pernyataan Trump juga muncul ketika dukungan terhadap Biden tampaknya mulai goyah. Meskipun presiden memenangkan hampir semua pencalonan dari Partai Demokrat pada Super Tuesday, pemungutan suara protes yang cukup besar di Minnesota dan enam negara bagian lainnya terhadap dukungannya yang “kokoh” terhadap Israel memperlihatkan kerentanan dalam kampanye pemilihannya kembali.