TEMPO.CO, Jakarta - Warga Feodosia melaporkan terdengar sejumlah ledakan di area pelabuhan dan sebuah depot minyak sekitar pukul 2 dini hari pada Minggu, 3 Maret 2024 waktu setempat. Media sosial di Ukraina dan Rusia pun ramai membicarakan perihal ini, namun Reuters belum bisa memverifikasi secara independen laporan soal rentetan ledakan tersebut.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan dari otoritas Ukraina. Semenanjung Krimea dianeksasi Rusia pada 2014 dari Kiev. Sekarang ini, Laut Hitam di Semenanjung Krimea telah menjadi medan tempur dua tahun perang Ukraina.
Ukraina telah meningkatkan serangan udara dan serangan dengan drone di area laut. Targetnya adalah kapal laut militer Rusia dan bengkel kapal Angakatan Laut Rusia di pelabuhan Sevastopol serta sasaran lainnya.
Sedangkan Moskow menggunakan Armada di Laut Hitamnya untuk melepaskan serangan udara jarak jauh ke Ukraina. Namun bagi Presiden Rusia Vladimir Putin Perairan yang terhubung ke Laut Mediterania itu merupakan batu loncatan untuk memproyeksikan kekuatan ke Timur Tengah dan Eropa.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sebelumnya mengklaim tentara Rusia sudah sukses menghancurkan kekuatan militer Rusia di Laut Hitam karena mendapat dukungan dari sekutu-sekutu Kiev yang dapat membawa kemenangan besar Ukraina melawan Rusia.
Putin berulang kali menuduh bahwa Barat ingin melemahkan Rusia. Ia menyatakan para pemimpin negara-negara Barat tidak memahami betapa berbahayanya campur tangan mereka dalam urusan dalam negeri Rusia.
Ia juga memuji persenjataan nuklir Rusia yang diklaimnya sangat modern dan terbesar di dunia. “Kekuatan nuklir strategis berada dalam kondisi kesiapan penuh,” katanya.
Pilihan editor: Retno Marsudi Desak ICJ Nyatakan Pendudukan Israel di Palestina Ilegal
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini