TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Senin, 12 Februari 2024, menegaskan kembali seruan gencatan senjata di Gaza dan menyatakan keprihatinan khusus atas serangan Israel di Rafah, tempat sebagian besar penduduk wilayah kantong tersebut mengungsi.
Serangan udara Israel semalam menewaskan 48 orang di Rafah, kata otoritas kesehatan setempat.
Ghebreyesus mengatakan hanya 15 dari 36 rumah sakit di Gaza yang “masih berfungsi sebagian atau minimal” dan pekerja bantuan melakukan yang terbaik dalam situasi yang sulit.
Berbicara pada KTT Pemerintah Dunia di Dubai, dia mengatakan WHO, badan kesehatan PBB, terus menyerukan akses yang aman bagi personel dan pasokan kemanusiaan, agar Hamas melepaskan sandera, dan gencatan senjata.
Perang Gaza dimulai pada 7 Oktober ketika pejuang Hamas menyerbu pagar perbatasan untuk menyerang kota-kota Israel, menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 orang, menurut penghitungan Israel.
Perang empat bulan Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 28.000 orang, kata otoritas kesehatan di daerah kantong yang dikelola Hamas. PBB mengatakan lebih dari 85% warga Gaza terpaksa mengungsi dan Gaza menghadapi kelaparan, dengan satu dari lima anak balita mengalami kekurangan gizi akut.
Pekan lalu, Israel mengatakan pihaknya berencana menyerang Rafah, tempat terakhir yang relatif aman di wilayah tersebut, di mana lebih dari satu juta pengungsi telah melarikan diri, berkemah di jalan, di lahan kosong dan di pantai.
“Saya sangat prihatin dengan serangan baru-baru ini di Rafah di mana mayoritas penduduk Gaza melarikan diri dari kehancuran tersebut,” katanya.
“Sejauh ini, kami telah mengirimkan 447 metrik ton pasokan medis ke Gaza, namun jumlah tersebut hanyalah setetes air dari lautan kebutuhan yang terus bertambah setiap hari,” ujarnya.
REUTERS
Pilihan Editor: Partai Independen Dukungan Imran Khan Raih Suara Terbanyak dalam Pemilu Pakistan