TEMPO.CO, Jakarta - Presiden AS Joe Biden, Selasa, 12 Desember 2023, mengatakan bahwa Israel kehilangan dukungan atas pengeboman “tanpa pandang bulu” di Gaza dan bahwa Benjamin Netanyahu harus berubah, sehingga memperlihatkan keretakan baru dalam hubungan dengan perdana menteri Israel.
Pernyataan Biden, yang disampaikan kepada para donor untuk kampanye pemilihannya kembali pada 2024, adalah pernyataan paling kritisnya sejauh ini mengenai cara Netanyahu menangani perang Israel di Gaza. Hal ini sangat kontras dengan dukungan literal dan politisnya terhadap pemimpin Israel beberapa hari setelah serangan militan Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan.
“Keamanan Israel bisa saja bergantung pada Amerika Serikat, namun saat ini Israel memiliki lebih dari Amerika Serikat. Israel memiliki Uni Eropa, memiliki Eropa, dan memiliki sebagian besar dunia... Namun mereka mulai kehilangan dukungan tersebut dengan pengeboman tanpa pandang bulu yang terjadi,” kata Biden.
Pembalasan Israel terhadap serangan Hamas telah menewaskan 18.000 orang, kata para pejabat Gaza, melukai 50.000 orang dan menciptakan krisis kemanusiaan. Pernyataan Biden membuka jendela baru terhadap percakapan pribadinya yang blak-blakan dengan Netanyahu, yang telah berselisih paham dengannya selama beberapa dekade.
Biden menyinggung percakapan pribadi di mana pemimpin Israel berkata: "'Anda mengebom Jerman, Anda menjatuhkan bom atom, banyak warga sipil tewas.'"
Biden mengatakan dia menjawab: "Ya, itu sebabnya semua lembaga ini didirikan setelah Perang Dunia Kedua untuk memastikan hal itu tidak terjadi lagi...jangan membuat kesalahan yang sama seperti yang kita lakukan pada 11/9. Tidak ada alasan mengapa kita harus berperang di Afghanistan."
Biden, yang sering berbicara blak-blakan pada acara penggalangan dana, muncul di sebuah hotel di Washington dengan sekitar seratus orang, termasuk sejumlah orang Yahudi yang hadir. Dia diperkenalkan oleh seorang pemimpin lama di American Israel Public Affairs Committee, sebuah lobi pro-Israel.
Komentar tajam Biden bertepatan dengan penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan yang bersiap melakukan perjalanan ke Israel untuk melakukan pembicaraan dengan kabinet perang Israel.
Netanyahu mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Selasa bahwa Israel telah menerima “dukungan penuh” dari AS atas serangan daratnya ke Gaza dan bahwa Washington telah memblokir “tekanan internasional untuk menghentikan perang.”
Namun dia menambahkan: "Ada perbedaan pendapat mengenai 'hari setelah Hamas' dan saya berharap kita akan mencapai kesepakatan di sini juga."