TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah sumber yang dekat dengan Hamas mengatakan pada Rabu 29 November 2023 bahwa gerakan tersebut bersedia memperpanjang gencatan senjata Gaza selama empat hari tambahan, dengan syarat sandera Israel ditukar dengan tahanan Palestina.
“Hamas telah memberi tahu para mediator bahwa mereka bersedia memperpanjang gencatan senjata selama empat hari dan bahwa gerakan tersebut akan dapat membebaskan tahanan Israel yang ditahan oleh mereka, gerakan perlawanan lainnya, dan pihak lain selama periode ini, sesuai dengan ketentuan gencatan senjata yang ada,” kata sumber itu.
Hal ini berdasar perundingan kesepakatan baru tentang jeda kemanusiaan jangka panjang yang berlangsung di Qatar, menurut Perusahaan Penyiaran Publik Israel (KAN) sejak Selasa.
KAN menyebutkan bahwa jeda tersebut akan mencakup pelepasan seluruh sandera Israel di Jalur Gaza, termasuk tentara, dan pembebasan tahanan Palestina oleh Israel, termasuk beberapa orang yang telah "divonis" karena membunuh warga Israel.
Laporan media tersebut mengungkapkan bahwa kelompok Hamas Palestina menyampaikan persetujuannya terhadap garis besar perjanjian baru tersebut, tetapi menambahkan pula pihak Hamas meminta "gencatan senjata total," yang masih ditolak oleh Israel.
Media Israel melaporkan bahwa perundingan tersebut dilakukan oleh kepala agen mata-mata Mossad Israel David Barnea, kepala Badan Intelijen Pusat AS (CIA) William Burns, Direktur Badan Intelijen Umum (GIS) Mesir Abbas Kamel dan Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdul Rahman Al Thani.
Qatar pada Senin malam mengumumkan kesepakatan untuk memperpanjang jeda empat hari awal selama dua hari tambahan, yang memungkinkan dilakukannya pertukaran tahanan lebih lanjut.
Israel meluncurkan serangan militer masif di Jalur Gaza menyusul serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober.
Serangan tersebut telah menewaskan lebih dari 15 ribu orang, termasuk 6.150 anak-anak dan 4 ribu perempuan, menurut otoritas kesehatan di daerah kantong Palestina tersebut. Sementara itu, jumlah korban tewas di Israel disebut sekitar 1.200 orang.
Al Jazeera melaporkan bahwa setidaknya 242 warga Palestina telah terbunuh dan lebih dari 3.000 orang terluka sejak 7 Oktober di wilayah pendudukan Tepi Barat.
Mereka yang tewas termasuk 57 anak-anak, satu wanita dan enam tahanan yang meninggal dalam tahanan Israel.
Pilihan Editor: Bos CIA dan Mossad Bertemu PM Qatar untuk Perpanjangan Gencatan Senjata
AL ARABIYA | ANADOLU