TEMPO.CO, Jakarta - Puluhan pemuka agama dari berbagai negara hadir dalam R20 International Summit of Religious Authorities atau R20 ISORA yang digelar oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Jakarta Pusat pada Senin, 27 November 2023. Dalam pertemuan puncak tersebut, otoritas keagamaan diharapkan mencapai kesepakatan tentang langkah-langkah konkret terhadap konflik-konflik dunia.
Dari 150 partisipan R20 ISORA, 30 orang di antaranya datang dari luar negeri dan memeluk berbagai agama. “Ada dari Katolik, Protestan, Anglikan, Yahudi, Hindu, Buddha, Islam, dan dari seluruh dunia. Afrika, Eropa, Timur Tengah, Amerika Serikat, Amerika Latin, dan sebagainya,” kata Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya saat ditemui di sela-sela acara tersebut.
ISORA mengangkat tema “Religion's Role in Addressing Middle East Violence & Threats to a Rules-based International Order”, atau peran agama dalam mengatasi kekerasan di kawasan Timur Tengah dan ancaman terhadap tatanan internasional yang berbasis aturan.
Salah satu fokus pembahasan forum ini adalah krisis kemanusiaan di Palestina, yang sedang diserang dan diblokade Israel. Gus Yahya berharap perang yang masih berlangsung di Gaza dapat teratasi lewat R20 ISORA.
“R20 ISORA digelar salah satunya untuk menyikapi isu Palestina,” ujarnya saat memberikan sambutan pembukaan acara di Hotel Park Hyatt, Jakarta.
Ia menegaskan bahwa NU terus berjuang dan berupaya menghadirkan agama sebagai solusi problem global sejak R20 di Bali 2022 lalu. “Jadi tidak lagi berhenti dengan statement dan doa, tapi sungguh-sungguh mengembangkan strategi untuk berjalan bersama agar agama mampu hadir sebagai sumber jalan keluar,” kata dia.
“Maka para pemimpin agama ini kita ajak untuk rembuk, diskusi apa tindakan nyatanya bisa dilakukan bersama-sama,” sambungnya.
Acara tersebut dibuka oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi, yang pada pidato sambutannya menyerukan gencatan senjata dan bantuan kemanusiaan segera di wilayah kantong Gaza. Gencatan senjata harus segera dilakukan, bantuan kemanusiaan harus dipercepat, dan perundingan damai harus segera dimulai,” tuturnya.
Deretan menteri turut hadir di acara tersebut, antara lain Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) Abdullah Azwar Anas, dan Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi.
Gus Yahya pun mengatakan para partisipan akan menyetujui satu kerangka kerja bersama bagi seluruh masyarakat internasional untuk menyelesaikan berbagai konflik yang sedang terjadi.
Nabiila Azzahra A.
Pilihan editor: Warga Palestina Mengaku Diperlakukan Sangat Buruk di Penjara Israel