3. Hamas Menjadikan Rumah Sakit sebagai Tempat Berlindung
Seorang pria Palestina bereaksi di samping mayat di klinik rawat jalan Rumah Sakit Al Shifa, menyusul serangan Israel, di Kota Gaza, 10 November 2023 dalam tangkapan layar yang diperoleh dari video media sosial. Ahmed Hejazi/Instagram/via REUTERS
Sejak 7 Oktober 2023, Israel telah memborbardir seluruh rumah sakit di Gaza meski lokasi tersebut dilindungi oleh hukum perang. Israel berdalih serangan itu sah karena Hamas menggunakan rumah sakit sebagai markas atau tempat berlindung.
Hingga Sabtu 11 November 2023, rumah sakit terbesar di Gaza, Al Shifa, terus mendapat serangan Israel. Dokter Lintas Batas menyebut sudah tidak dapat menghubungi tim medis yang berada dalam. Sementara tim medis juga tidak dapat keluar karena masih banyak pasien yang harus diselamatkan.
Israel merilis apa yang dikatakannya sebagai “video berbasis intelijen” dengan ilustrasi model 3D dari area di bawah tanah. Mereka juga merilis rekaman yang menunjukkan dua warga Palestina tak dikenal berbicara melalui telepon, di mana salah satu dari mereka memberi tahu yang lain bahwa Hamas bermarkas di rumah sakit tersebut. Keaslian rekaman tersebut tidak dapat diverifikasi.
Human Rights Watch (HRW) mengatakan pihaknya tidak dapat mengkonfirmasi klaim Israel bahwa Hamas menggunakan Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza untuk tujuan militer.
“Militer Israel mengklaim bahwa Hamas memiliki markas besarnya di bawah rumah sakit al-Shifa, dan bahwa pejabat militer Hamas berada di dalam rumah sakit tersebut. HRW tidak dapat menguatkan tuduhan ini,” kata HRW dalam sebuah pernyataan di X Kamis malam pekan ini.
Rumah sakit lain yang juga dibidik oleh Israel adalah Rumah Sakit Rehabilitasi dan Prostetik Sheikh Hamad bin Khalifa, yang umumnya dikenal sebagai Rumah Sakit Qatar
Sanad, badan investigasi digital Al Jazeera, telah membantah klaim terbaru otoritas Israel bahwa ada terowongan Hamas di bawah rumah sakit itu pada Rabu pekan ini.
Sebuah video yang dirilis oleh militer Israel menunjukkan sebuah lubang di halaman rumah sakit, tepat di sebelah tembok luar, yang mereka duga mengarah ke terowongan Hamas.
Namun, penyelidikan Sanad menunjukkan bahwa ini hanyalah pintu masuk untuk reservoir air yang digunakan rumah sakit untuk mengisi kolam terapi bagi orang yang diamputasi, mengairi lahan, dan sumber air cadangan jika terjadi keadaan darurat.
Sanad menganalisis rekaman satelit dan arsip pembangunan rumah sakit dan berbicara dengan salah satu insinyur asli yang membangunnya.
Rumah sakit yang dibangun Qatar ini mulai beroperasi pada 2019. Seperti rumah sakit lain di Jalur Gaza yang terkepung, rumah sakit tersebut telah dirusak oleh pemboman udara Israel yang tiada henti yang menargetkan fasilitas medis.