TEMPO.CO, Jakarta - Keluarga kerajaan Malaysia memilih Sultan Johor Ibrahim Iskandar untuk menjadi raja berikutnya menggantikan Raja Al-Sultan Abdullah pada 31 Januari 2024. Pemilihan raja ini digelar pada Jumat, 27 Oktober 2023.
Dikenal kritis dan suka bicara blak-blakan, Sultan Ibrahim, 64 tahun, akan menjadi Yang Dipertuan Agong Malaysia untuk lima tahun ke depan. Ia biasa mengkritik secara terbuka berbagai isu dan kebijakan pemerintah federal, seperti standar perumahan murah di Johor yang dibandingkannya dengan kandang ayam.
Sultan Ibrahim juga telah berbicara tentang lambatnya tingkat vaksinasi Covid-19 di Johor, ketatnya persyaratan bagi orang asing untuk membeli rumah di bawah program Malaysia My Second Home (MM2H) serta memperingatkan anggota parlemen agar tidak melakukan manuver politik yang memicu ketidakstabilan politik, demikian dikutip dari CNA, Sabtu, 28 Oktober 2023.
Ketika muda pada 1980-an, Ibrahim beberapa kali tersangkut kasus pidana. Yang terberat adalah ia menembak mati seorang pria di klub malam saat terjadi perselisihan, namun dengan cepat diampuni.
New Straits Time pernah menulis bahwa pada akhir 1992 hingga awal 1993, Ibrahim juga mengalami dampak dari Insiden Gomez – di mana ayah dan adik laki-lakinya, Majid dituduh melakukan dua insiden penyerangan terpisah namun terkait yang memicu kemarahan moral secara nasional dan pada akhirnya mengakibatkan amandemen konstitusi yang memungkinkan anggota keluarga kerajaan untuk diadili karena melakukan kesalahan pidana.
Ia juga pernah menghadapi masalah hukum berupa denda pelanggaran lalu lintas menumpuk sampai senilai 27.700 ringgit atau Rp88 juta.
Ibrahim naik tahta sebagai Sultan Johor pada Januari 2010 menggantikan ayahnya, Sultan Ismail. Ia merupakan keturunan Inggris dari ibunya, Josephine Ruby Trevorrow.
Dikenal sebagai raja sekaligus pengusaha sukses, Ibrahim mempunyai banyak bisnis mulai dari properti sampai pertambangan. Ia juga penggemar mobil mewah. Bersama anaknya, putra mahkota Pangeran Ismal, mereka memiliki 379 mobil mewah mulai dari koleksi antik sejak tahun 1890-an hingga model terbaru.
Secara kolektif seluruh keluarga Kesultanan Johor memiliki sekitar 500 mobil. Keluarga Kerajaan tidak membayar pajak sehingga mereka dapat mengumpulkan mobil sebanyak itu selama 3 generasi, demikian dikutip dari Agent4stars.com.
Sultan Ibrahim menurut Forbes memiliki kekayaan sampai Rp12,9 triliun. Selain mengkoleksi mobil mewah, ia juga menghabiskan banyak uang untuk mendapat pelat nomor cantik seperti nomor WWW seharga RM520.000 atau Rp1,7 miliar untuk mobil Satria Neo oranyenya, atau RM836.660 (Rp2,7 miliar) untuk membeli plat mobil F1 untuk Proton Perdana berwarna merah delimanya.
PILIHAN EDITOR Ribuan PNS Ukraina Dilaporkan Pakai Dokumen Palsu untuk Kabur ke Luar Negeri