Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

44 Tahun Lalu Bunda Teresa Raih Nobel Perdamaian, Kisah Ibu Bagi Orang-orang Miskin

image-gnews
Bunda Teresa. shawncarney.org
Bunda Teresa. shawncarney.org
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini, 17 Oktober 44 tahun lalu atau pada 1979, Bunda Teresa dihadiahi Nobel Perdamaian. Dilansir dari nobelprize, Bunda Teresa dihadiahi Nobel Perdamaian atas “karyanya dalam memberikan bantuan kepada umat manusia yang menderita”. Selain menjadi seorang biarawati, dirinya memang dikenal sebagai seseorang yang membantu orang-orang miskin.

Bunda Maria Teresa memiliki nama lahir Anjezë Gonxhe Bojaxhiu. Dia lahir pada 26 Agustus 1910 di Üsküb (Skopje), Makedonia Utara. Sedari kecil, dirinya telah terpesona dengan kisah kehidupan misionaris di Benggala, India.

Lalu, pada umur 12 tahun ia berkomitmen untuk menjalani kehidupan beragama dan ingin melayani masyarakat miskin. Pada umur 18 tahun, ia kemudian meninggalkan rumah dan bergabung dengan Kesusteran Loreto di Irlandia sebagai misionaris.

Bunda Teresa mengambil sumpah pertama sebagai seorang biarawati pada 1931. Ia memilih diberi nama Thérése de Lisieux, santo pelindung misionaris, tetapi kemudian nama tersebut telah dipakai dan ia kemudian memilih nama Teresa.

Pada 1948, Bunda Teresa memulai pekerjaan misionarisnya bersama orang miskin dengan mengawalinya di sebuah sekolah di Motijhil (Kalkuta). Setahun berikutnya, dia bergabung dengan sekelompok perempuan muda dalam usahanya dan bersama-sama mereka mendirikan sebuah komunitas baru dengan tujuan membantu mereka yang paling membutuhkan di antara kaum miskin. Inisiatif ini dengan cepat menarik perhatian pejabat India, termasuk perdana menteri.

Pada 1950, Bunda Teresa memulai kongregasi keuskupan yang bernama Misionaris Charitas (Missionaries of Charity). Awalnya, kongregasi itu terdiri dari 13 anggota tetapi kemudian berkembang menjadi 4.000 lebih suster. Pada 1952, Bunda Teresa mendirikan Home for the Dying di Kalighat sebagai rumah sakit gratis bagi orang miskin.

Pada 1955, dia juga mendirikan Nirmala Shisu Bhavan sebagai tempat perlindungan yatim piatu dan remaja tunawisma. Kongregasi tersebut kemudian semakin berkembang ke berbagai belahan dunia, termasuk Amerika Serikat pada 1965.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Berkat berbagai kongregasi yang didirikan Bunda Teresa dan perjuangan untuk mengadvokasi orang-orang miskin itulah Bunda Teresa meraih Nobel Perdamaian pada 17 Oktober 1979. Selama 47 tahun Bunda Teresa mengabdi, setidaknya dia telah menjalankan 610 misi kemanusiaan di 123 negara.

Pada 1983, Bunda Teresa menderita serangan jantung dan pneumonia. Meskipun berhasil sembuh dari pneumonia, serangan jantung yang dideritanya terus memburuk. Lalu pada 1996, Bunda Teresa didiagnosa mengalami gagal jantung di ventrikel kiri dan menjalani operasi jantung. Namun, Bunda Teresa meninggal pada 5 September 1997.

Setelah kematiannya, jenazahnya disemayamkan di Gereja St. Thomas, Kolkata selama satu minggu sebelum pemakamannya pada September 1997. Pemerintah India memberikan pemakaman kenegaraan sebagai penghormatan atas jasanya kepada orang-orang miskin dari berbagai agama di India.

Pada 4 September 2016, Bunda Teresa secara resmi dinyatakan sebagai santa atau orang suci dalam gereja Katolik. Perayaan misa kanonisasi Bunda Teresa sebagai santa dipimpin oleh Paus Fransiskus di Vatikan.

ANANDA BINTANG I RACHEL FARAHDINA REGAR l ARKHELAUS W. l MARIA RITA HASUGIAN

Pilihan Editor: Nobel Perdamaian Bunda Teresa 43 Tahun Lalu, Jalankan 610 Misi Kemanusiaan di 123 Negara

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Temuan Fosil, Ular Raksasa Vasuki Indicus Saingi Ukuran Titanoboa

3 hari lalu

Ilustrasi ular dari keluarga MadtsoiidaeNewscientist.com/dimodifikasi dari nixillustration.com
Temuan Fosil, Ular Raksasa Vasuki Indicus Saingi Ukuran Titanoboa

Para penelitinya memperkirakan kalau ular tersebut dahulunya memiliki panjang hingga 15 meter.


Top 3 Dunia: Kuburan Massal di Gaza, Paus Fransiskus Khawatirkan Timur Tengah

4 hari lalu

Orang-orang menguburkan warga Palestina, termasuk mereka yang tewas dalam serangan dan tembakan Israel, setelah jenazah mereka dibebaskan oleh Israel, di kuburan massal di Rafah, di Jalur Gaza selatan, 30 Januari 2024. REUTERS/Mohammed Salem
Top 3 Dunia: Kuburan Massal di Gaza, Paus Fransiskus Khawatirkan Timur Tengah

Top 3 Dunia dibuka dengan kabar tentang temuan kuburan massal di Gaza oleh badan layanan Palestina berisi 210 jasad.


Paus Fransiskus Khawatirkan Timur Tengah, Serukan Dialog dan Diplomasi

5 hari lalu

Paus Fransiskus memimpin doa Angelus di Vatikan, 17 Desember 2023. REUTERS/Guglielmo Mangiapane
Paus Fransiskus Khawatirkan Timur Tengah, Serukan Dialog dan Diplomasi

Paus Fransiskus pada Ahad mengemukakan kekhawatiran mengenai situasi di Timur Tengah serta menyerukan untuk terus dilakukan dialog dan diplomasi.


Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

5 hari lalu

Maung Zarni. Rohringya.org
Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976


Pemilu India Dimulai, Narendra Modi Incar Masa Jabatan Ketiga yang Bersejarah

8 hari lalu

Seorang pria memberikan suaranya di tempat pemungutan suara di desa Nongriat, selama tahap pertama pemilu, di Shillong di negara bagian Meghalaya, India, 19 April 2024. REUTERS/Adnan Abidi
Pemilu India Dimulai, Narendra Modi Incar Masa Jabatan Ketiga yang Bersejarah

Jika menang, Narendra Modi akan menjadi perdana menteri kedua yang terpilih tiga kali berturut-turut, setelah Jawaharlal Nehru.


Paus Fransiskus akan Datang ke Indonesia, Ini Harapan PBNU

8 hari lalu

Paus Fransiskus memimpin doa Angelus di Vatikan, 17 Desember 2023. REUTERS/Guglielmo Mangiapane
Paus Fransiskus akan Datang ke Indonesia, Ini Harapan PBNU

Presiden Jokowi telah menyampaikan undangan kepada Paus Fransiskus untuk datang ke Indonesia sejak Juni 2022.


Rumah Aktor Bollywood Salman Khan Diberondong Peluru Gangster, Sebelumnya Terima Ancaman Pembunuhan

8 hari lalu

Salman Khan. AP
Rumah Aktor Bollywood Salman Khan Diberondong Peluru Gangster, Sebelumnya Terima Ancaman Pembunuhan

Dua lelaki memberondong rumah aktor India Salman Khan di daerah Mumbai Bandra, belum lama ini. Bintang Bollywood ini pernah dapat ancaman pembunuhan.


Vivo T3x 5G Resmi Diluncurkan di India, Ini Spesifikasinya

9 hari lalu

vivo ekspansi bisnis ke 6 negara Eropa.
Vivo T3x 5G Resmi Diluncurkan di India, Ini Spesifikasinya

Vivo T3x 5G ditenagai chipset Qualcomm Snapdragon 6 Gen 1.


Respons Joe Biden, Rusia, dan Cina Pasca Serangan Iran ke Israel

11 hari lalu

Sistem anti-rudal beroperasi setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, seperti yang terlihat dari Ashkelon, Israel 14 April 2024. REUTERS/Amir Cohen
Respons Joe Biden, Rusia, dan Cina Pasca Serangan Iran ke Israel

Serangan Iran yang diluncurkan ke Israel menuai respons dari berbagai pihak termasuk Presiden AS Joe Biden, Rusia, dan Cina.


Film Jallianwala Bagh tentang Pembantaian Amritsar 105 Tahun Lalu, Ini Sinopsis dan Pemerannya

13 hari lalu

Sejumlah burung dara berterbangan di dekat patung Mahatma Gandhi saat perayaan ulang tahunnya ke-144 di Amritsar, India (2/10). AP/Sanjeev Syal
Film Jallianwala Bagh tentang Pembantaian Amritsar 105 Tahun Lalu, Ini Sinopsis dan Pemerannya

Hari ini 13 April 1919 terjadi pembantaian di Amritsar, India. Peristiwa tersebut diabadikan dalam film Jallianwala Bagh, Berikut sinopsis dan pemerannya.