Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Nobel Perdamaian Bunda Teresa 43 Tahun Lalu, Jalankan 610 Misi Kemanusiaan di 123 Negara

image-gnews
Bunda Teresa. biography.com
Bunda Teresa. biography.com
Iklan

TEMPO.CO, JakartaBunda Maria Teresa Bojaxhiu atau dikenal dengan Bunda Teresa yang memiliki nama lahir Anjezë Gonxhe Bojaxhiu adalah seseorang yang dihormati sebagai Santa Teresa dari Kalkuta oleh gereja Katolik setelah dikanonisasi.

Bunda Teresa adalah seorang biarawati Katolik dan misionaris India berdarah Albania yang lahir pada 26 Agustus 1910 di Üsküb (Skopje). Meskipun ia lahir pada 26 Agustus, tetapi ia menganggap 27 Agustus (hari pembaptisannya) sebagai hari ulang tahun-nya.

Baca: Perjalanan Hidup Bunda Teresa, Ibu bagi Orang-orang Melarat

Kisah Bunda Teresa

Pada masa anak-anak, ia terpesona dengan kisah kehidupan misionaris dan pelayanan di Benggala. Lalu, ketika berumur 12 tahun, ia yakin dan berkomitmen untuk menjalani kehidupan beragama dan terpanggil untuk melayani masyarakat miskin. Pada umur 18 tahun, akhirnya ia memutuskan untuk meninggalkan rumah dan bergabung dengan Kesusteran Loreto di Irlandia sebagai misionaris dan tidak pernah lagi melihat keluarga kecilnya. 

Mengutip laman Mother Teresa, Bunda Teresa mengambil sumpah pertamanya sebagai seorang biarawati pada 1931. Saat itu, ia memilih untuk diberi nama Thérése de Lisieux, santo pelindung misionaris. Namun, biarawati sudah ada yang memilih nama itu sehingga ia memilih pengejaan Spanyol, yaitu Teresa. Meskipun ia menikmati mengajar di sekolah, tetapi ia masih terganggu dengan kemiskinan di sekitarnya. 

Akhirnya, pada 1948, ia memulai pekerjaan misionarisnya bersama orang miskin. Ia mengawalinya di sebuah sekolah di Motijhil (Kalkuta). Satu tahun kemudian, ia bergabung dalam usahanya dengan kelompok perempuan muda dan menciptakan sebuah komunitas baru untuk membantu orang termiskin di antara kaum miskin. Usahanya ini dengan cepat menarik perhatian pejabat India, termasuk perdana menteri.

Pada 1950, ia memulai kongregasi keuskupan yang menjadi Misionaris Cinta Kasih. Awalnya, anggota kongregasi ini hanya 13, sekarang menjadi lebih dari 4.000 suster yang menjalankannya. Lalu, pada 1952, ia membuka Home for the Dying di Kalighat yang menjadi sebuah rumah sakit gratis untuk orang miskin. Pada 1955, ia pun membuka Nirmala Shisu Bhavan sebagai perlindungan yatim piatu dan remaja tunawisma. Pada 1965, ordo ini dibuka di Venezuela dan menyebar luas ke seluruh dunia, bahkan Amerika Serikat.

Berkat pekerjaan kemanusiaan dan advokasi bagi hak-hak orang miskin, pada 17 Oktober 1979, Bunda Teresa dihadiahi Nobel Perdamaian. Penganugerahaan Nobel Perdamaian Bunda Teresa menjadi salah satu peristiwa bersejarah pada 17 Oktober. 

Selama lebih dari 47 tahun, Bunda Teresa telah melayani dengan tulus orang miskin, sakit, yatim piatu, bahkan sekarat. Selain itu, ia juga membimbing ekspansi Misionaris Cinta Kasih ke negara lain. Sebelum meninggal dunia, ia pun telah menjalankan 610 misi di 123 negara, salah satunya adalah penampungan dan rumah bagi penderita HIV/AIDS, lepra, TBC, program konseling anak dan keluarga, panti asuhan, dan sekolah, seperti dilansir dalam laman DNAIndia.

Pada 1983, Bunda Teresa menderita serangan jantung dan pneumonia. Meskipun ia berhasil melawan pneumonia, tetapi serangan jantung setiap harinya semakin memburuk. Lalu, pada 1996, ia didiagnosa mengalami gagal jantung di ventrikel kiri sehingga harus menjalani operasi jantung. Sayangnya, pada 5 September 1997, ia harus menghembuskan napas terakhirnya. 

Bunda Teresa dibaringkan di Gereja St. Thomas, Kalkuta selama satu minggu sebelum pemakamannya pada September 1977. Ia diberi pemakaman kenegaraan oleh pemerintah India sebagai bentuk terima kasih atas jasanya kepada kaum miskin dari semua agama di India.

RACHEL FARAHDIBA R 

Baca juga: 10 Pernyataan Bunda Teresa yang Sangat Berpengaruh

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Paus Fransiskus Mau ke Indonesia Tahun Ini, Ada Apa?

4 hari lalu

Paus Fransiskus mengadakan audiensi umum mingguan, di aula Paulus VI di Vatikan, 3 Januari 2024. Media Vatikan/Handout via REUTERS/File Foto
Paus Fransiskus Mau ke Indonesia Tahun Ini, Ada Apa?

Paus Fransiskus akan mengunjungi Indonesia. Apa saja rangkaian kegiatannya selama di sini?


LE SSERAFIM Dikecam Syuting Video Musik Easy dengan Konsep Gereja Katolik yang Melenceng

36 hari lalu

LE SSERAFIM dalam video musik Easy yang dirilis pada Senin, 19 Februari 2024. Foto: YouTube/HYBE LABELS
LE SSERAFIM Dikecam Syuting Video Musik Easy dengan Konsep Gereja Katolik yang Melenceng

LE SSERAFIM dikecam netizen karena memakai pakaian terbuka sambil menari di altar gereja dan menggunakan konsep agama Katolik yang melenceng.


Kunjungi Paus Fransiskus, Presiden Argentina Bawakan Kue Kering dan Biskuit

45 hari lalu

Paus Fransiskus bertemu Presiden Argentina Javier Milei di Vatikan, 12 Februari 2024. Vatican Media/Handout via REUTERS
Kunjungi Paus Fransiskus, Presiden Argentina Bawakan Kue Kering dan Biskuit

Presiden Argentina Javier Milei membawa kue kering, biskuit dan hadiah-hadiah favorit Paus Fransiskus untuk memperbaiki hubungan


Presiden Serbia: Tak Akan Akui Kemerdekaan Kosovo, meski Diganjar Nobel Perdamaian

20 Januari 2024

Orang-orang berjalan di sepanjang jalan, saat bendera Serbia dikibarkan, di Zubin Potok, Kosovo, 31 Mei 2023. REUTERS/Ognen Teofilovski
Presiden Serbia: Tak Akan Akui Kemerdekaan Kosovo, meski Diganjar Nobel Perdamaian

Presiden Serbia Aleksandar Vucic mengatakan bahwa menghargai aspirasi warga Serbia lebih penting daripada mengakui kemerdekaan negara tetangga Kosovo.


Profil Muhammad Yunus Penerima Nobel Perdamaian Asal Bangladesh yang Divonis 6 Bulan Bui

3 Januari 2024

Pemenang Nobel Perdamaian dan pendiri Bank Grameen Muhammad Yunus. ANTARA/AFP/Kazuhiro NOGI
Profil Muhammad Yunus Penerima Nobel Perdamaian Asal Bangladesh yang Divonis 6 Bulan Bui

Muhammad Yunus, penerima nobel perdamaian dari Bangladesh divonis bersalah dan bui 6 bulan. Berikut profil dan gerakan yang dilakukannya.


Pengadilan Bangladesh Hukum Peraih Nobel Muhammad Yunus Enam Bulan Penjara

2 Januari 2024

Prof. Muhammad Yunus penerima Penghargaan Nobel Perdamaian pada tahun 2006A. ANTARA/Noveradika
Pengadilan Bangladesh Hukum Peraih Nobel Muhammad Yunus Enam Bulan Penjara

Pelopor keuangan mikro ini dituduh oleh PM Bangladesh Sheikh Hasina 'menghisap darah' masyarakat miskin.


Adegan Kelahiran Yesus Didampingi 2 Ibu Sulut Kemarahan di Italia, Ini Sebabnya

26 Desember 2023

Adegan kelahiran Yesus yang menampilkan dua ibu Bayi Yesus, bukan patung Maria dan Yusuf konvensional, dipajang di Gereja Santo Petrus dan Paulus di Capocastello di Mercogliano, Italia 23 Desember 2023. REUTERS/Ciro De Luca
Adegan Kelahiran Yesus Didampingi 2 Ibu Sulut Kemarahan di Italia, Ini Sebabnya

Adegan kelahiran Yesus yang menampilkan patung dua ibu dari Bayi Yesus, bukan Maria dan Yusuf sebagaimana lazimnya, memicu kontroversi di Italia


89 Tahun Julius Darmaatmadja, Dulu Diproklamasikan Paus Yohanes Paulus II sebagai Kardinal

20 Desember 2023

Romo Kardinal Darmaatmadja. TEMPO/Budi Purwanto
89 Tahun Julius Darmaatmadja, Dulu Diproklamasikan Paus Yohanes Paulus II sebagai Kardinal

Julius Darmaatmadja tokoh Gereja Katolik hari ini berusia 89 tahun. Paus Yohanes Paulus II dulu mengangkatnya sebagai kardinal.


Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian: Rakyat Iran akan Menang Melawan Penguasa

10 Desember 2023

Ali dan Kiana Rahmani, anak Narges Mohammadi, seorang aktivis hak asasi manusia Iran yang dipenjara, memegang penghargaan Hadiah Nobel Perdamaian 2023, menerimanya atas nama ibu mereka di Balai Kota Oslo, Norwegia, 10 Desember 2023. NTB/Fredrik Varfjell melalui REUTERS
Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian: Rakyat Iran akan Menang Melawan Penguasa

Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Narges Mohammadi optimistis rakyat Iran pada akhirnya akan mengatasi otoritarianisme pemerintah


Masih Ditahan Iran, Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Menerima Penghargaan Diwakili Anaknya

10 Desember 2023

Aktivis Iran Narges Mohammadi, peraih Hadiah Nobel Perdamaian, menunjukkan tanda kemenangan, di lokasi yang dirahasiakan di Iran, dalam gambar selebaran yang diperoleh pada 6 Oktober 2023. Narges Mohammadi merupakan salah satu aktivis hak asasi manusia terkemuka di Iran. Ia telah berkampanye untuk hak-hak perempuan dan penghapusan hukuman mati. Narges Mohammadi's family/WANA (West Asia News Agency)/Handout via REUTERS
Masih Ditahan Iran, Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Menerima Penghargaan Diwakili Anaknya

Hadiah Nobel Perdamaian akan dibagikan di Oslo pada Minggu 10 Desember 2023, tetapi pemenangnya Narges Mohammadi, saat ini berada di penjara Iran