TEMPO.CO, Jakarta - Korea Utara akan mencoba meluncurkan satelit mata-mata pada bulan ini, kata sebuah lembaga pemikir yang berbasis di Seoul, upaya ketiga setelah dua peluncuran sebelumnya gagal segera setelah lepas landas.
Pada Jumat, 6 Oktober 2023, Institut Unifikasi Nasional Korea (KINU) memperkirakan peluncuran baru tersebut akan dilakukan antara 10 dan 26 Oktober, mengutip pertimbangan seputar peristiwa yang akan datang, termasuk pertemuan puncak antara Cina dan Rusia, latihan militer bersama antara Korea Selatan dan Amerika Serikat, dan perkiraan peluncuran roket Korea Selatan pada November.
Mengirimkan pesan politik mungkin menjadi prioritas Pyongyang dibandingkan kesiapan teknis, kata peneliti KINU dalam sebuah pengarahan.
Peluncuran ini akan menjadi yang pertama sejak pemimpin Kim Jong Un mengunjungi Rusia pada September untuk bertemu dengan Presiden Vladimir Putin, yang berjanji membantu Pyongyang membangun satelit.
Dua upaya sebelumnya untuk menempatkan satelit mata-mata pertama Korea Utara ke orbit gagal, dan setelah upaya terakhir pada Agustus, para ilmuwan negara bersenjata nuklir tersebut berjanji untuk mencobanya lagi pada Oktober.
Dua peluncuran sebelumnya dilakukan segera setelah KTT G7 dan KTT trilateral antara AS, Jepang, dan Korea Selatan, kata KINU.
Dalam kedua kasus tersebut, Korea Utara memberi tahu otoritas maritim internasional tentang kapan mereka akan meluncurkan roket tersebut.
Program roket Korea Utara dilarang oleh resolusi Dewan Keamanan PBB yang melarang penggunaan teknologi rudal balistik.
Rusia dan Korea Utara belum menjelaskan lebih lanjut mengenai kerja sama antariksa mereka di masa depan, namun para analis mengatakan upaya tersebut berisiko melanggar resolusi dan sanksi.
REUTERS
Pilihan Editor: Topan Koinu Masuki Cina setelah Porak-porandakan Taiwan