TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken akan mengunjungi Cina pekan depan dalam perjalanan tiga hari. Blinken akan bertemu dengan para pejabat senior Cina di Shanghai dan Beijing selama kunjungannya pada 24-26 April 2024.
Seperti dilansir Anadolu pada Ahad, Blinken akan menyampaikan kekhawatiran tentang dukungan Beijing terhadap pangkalan industri pertahanan Rusia dan masalah-masalah lainnya, menurut seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS.
“Kekhawatirannya adalah bahwa melalui dukungan Cina, Rusia telah membangun kembali basis industri pertahanannya, yang berdampak tidak hanya di medan perang di Ukraina tetapi juga menimbulkan ancaman yang lebih besar, kami yakin terhadap keamanan Eropa yang lebih luas,” kata pejabat itu dalam jumpa pers virtual.
Blinken juga akan fokus pada implementasi komitmen yang dibuat oleh para pemimpin kedua negara di negara bagian California, AS, untuk memajukan kerja sama dalam bidang pemberantasan narkotika, risiko dan keamanan kecerdasan buatan (AI), serta isu-isu regional dan global lainnya, menurut pejabat tersebut.
Presiden AS Joe Biden dan Presiden Cina Xi Jinping bertemu di San Francisco pada November lalu dalam pertemuan puncak yang membuka jalan bagi dimulainya kembali komunikasi militer-ke-militer dan komunikasi yang “jelas dan terbuka” antara lembaga pertahanan untuk menghindari kesalahan perhitungan di kedua pihak dan mencegah terjadinya kesalahan perhitungan.
Ketegangan di Timur Tengah
Krisis di Timur Tengah juga akan dibahas, kata pejabat itu, seraya menambahkan bahwa Blinken dan rekannya dari Cina, Wang Yi, membahas ketegangan baru-baru ini di kawasan itu melalui panggilan telepon minggu lalu.
“Kami telah menggarisbawahi kepada mereka pentingnya menjaga perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah, perlunya semua pihak untuk menahan diri,” kata pejabat tersebut.
“Kami telah menyatakan minat kami terhadap Cina untuk menggunakan saluran atau pengaruh apa pun yang dimilikinya untuk mencoba menyampaikan perlunya menahan diri kepada semua pihak, termasuk Iran,” tambahnya.
Blinken juga akan menyampaikan kekhawatirannya mengenai isu-isu mulai dari hak asasi manusia, praktik ekonomi dan perdagangan yang “tidak adil” hingga konsekuensi ekonomi global dari “kelebihan kapasitas” industri Cina.
“Dan tentu saja, Menlu akan membahas tantangan-tantangan di Indo-Pasifik termasuk provokasi RRC (Cina) di Laut Cina Selatan, serta retorika ancaman dan tindakan sembrono DPRK (Korea Utara),” kata pejabat tersebut.
Menlu Blinken juga akan menegaskan kembali pentingnya perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan, dan memperjelas bahwa AS bermaksud untuk “mengelola persaingan secara bertanggung jawab” dengan Cina, kata pejabat itu kepada wartawan.
Pilihan Editor: Cina Minta Amerika Serikat Hormati Komitmen Bilateral
ANADOLU