'Tidak Realistis’
Dalam suratnya kepada Lavrov bulan lalu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menguraikan empat langkah yang dapat segera diambil oleh PBB jika ada pemahaman bahwa Rusia akan menyetujui dimulainya kembali perjanjian gandum di Laut Hitam.
"Kami menjelaskan kepada Sekretaris Jenderal mengapa usulannya tidak berhasil. Kami tidak menolaknya. Itu tidak realistis. Itu tidak bisa dilaksanakan," kata Lavrov pada konferensi pers di PBB setelah pidatonya di Majelis Umum.
Ukraina dan Rusia merupakan eksportir biji-bijian utama dan Moskow juga merupakan pemasok besar pupuk bagi dunia.
Proposal PBB bergantung pada niat baik negara-negara Barat dan sektor swasta. Namun setelah Moskow keluar dari perjanjian tersebut, mereka melakukan serangan udara berulang kali terhadap pelabuhan dan gudang biji-bijian Ukraina, yang menurut Guterres pekan ini melemahkan upaya PBB untuk membantu memfasilitasi ekspor pangan dan pupuk Rusia.
Lavrov juga mengatakan kepada wartawan bahwa 10 poin rencana perdamaian yang dipromosikan oleh Kyiv “sama sekali tidak layak” dan bahwa konflik akan diselesaikan di medan perang jika Ukraina dan Barat tetap berpegang teguh pada rencana tersebut.
Baik Lavrov maupun Zelensky, yang melakukan perjalanan ke New York untuk berpidato langsung di PBB untuk pertama kalinya sejak invasi Rusia, menghadiri pertemuan Dewan Keamanan PBB mengenai Ukraina namun saling tidak bertemu.
Lavrov mengatakan dia akan mengunjungi Pyongyang bulan depan untuk melanjutkan negosiasi dengan rekannya di sana berdasarkan perjanjian baru-baru ini yang dibuat oleh Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Moskow.
REUTERS | AL JAZEERA
Pilihan Editor: Kronologi WNI Diculik di Malaysia, Disiksa dan Dikurung 10 Hari