Ranjau Masih Mengancam di Tengah Pemilu
Selama melakukan pengamatan, Fauzan mengaku tidak pernah bermalam di Donetsk, yang berlokasi sekitar 5 km dari garis depan pertempuran. Setiap paginya, para pengamat berangkat dengan pengamanan penuh dari wilayah Rusia menuju empat wilayah Ukraina yang diduduki.
“Kita nggak bisa menjamin tiba-tiba malam-malam ada rudal, kan,” katanya.
Menurut pengalamannya, situasi di sana aman, termasuk saat dia menyambangi Mariupol, tempat terjadinya pengepungan oleh Rusia tahun lalu yang menyebabkan Ukraina hilang kendali atas kota ini. Dalam pernyataan resmi pada Juni 2022, PBB mengonfirmasi kematian 1.348 warga sipil dan 90 persen bangunan tempat tinggal rusak atau hancur setelah pengepungan usai.
“Sekarang, aku bisa lihat aman, dalam artian orang-orang sudah pada keluar, anak-anak main di jalan. Suasananya sudah tidak tegang, tapi memang di mana-mana rumah masih banyak yang hancur kena rudal,” ungkap Fauzan.
“Ya memang kami diimbau untuk jangan mencar, jangan ke semak-semak. Takutnya masih ada ranjau,” lanjut dia.
Di pemilihan presiden Rusia pada 2024 mendatang, Fauzan memastikan bahwa pengamat internasional akan kembali diundang, bahkan dalam jumlah yang lebih banyak.
Belum jelas apakah Putin akan kembali mencalonkan diri, dan bulan ini sang presiden menyatakan bahwa dirinya hanya akan membuat pengumuman setelah pemilu diadakan, media Rusia Kommersant melaporkan.
Di bawah kepemimpinannya, invasi terhadap Ukraina dimulai dan masih berjalan hingga sekarang, dengan serangan rudal besar-besaran baru menghantam Ukraina pada hari Kamis.
NABIILA AZZAHRA ABDULLAH
Pilihan Editor: Kasus Pembunuhan Melonjak di Kosta Rika, Rekor Tahun Paling Mematikan