TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden terancam gagal dalam pemilihan presiden Amerika Serikat 2024. Hal ini disebabkan putranya, Hunter Biden dituduh memanfaatkan posisi ayahnya di pemerintahan untuk keuntungan pribadi dan bisnis.
Saat ini, anak Presiden AS Joe Biden yang berusia 53 tahun itu membebani upaya Biden untuk mencalonkan diri lagi di Pilpres 2024.
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut kontroversi Hunter Biden yang menjadi ancaman ayahnya di pilpres Amerika 2014.
1. Mengancam rekan bisnisnya di Tiongkok
Pada Juli 2017, Hunter Biden diduga mencaci-maki seorang rekan bisnis Tiongkok. Dikutip dari aljazeera.com, fakta ini terungkap usai komite kongres yang bertugas menyelidiki keluarga presiden merilis sebuah pesan WhatsApp pada 22 Juni 2023.
“Saya duduk di sini bersama ayah saya dan kami ingin memahami mengapa komitmen yang dibuat belum dipenuhi,” tulis Hunter Biden.
Hunter juga kedapatan mengancam rekannya jika perjanjian Tiongkok tidak dipenuhi. “Saya akan memastikan bahwa antara pria yang duduk di sebelah saya dan setiap orang yang dia kenal dan kemampuan saya untuk selamanya menyimpan dendam, Anda akan menyesal karena tidak mengikuti arahan saya,” tulis Hunter.
2. Gagal membayar pajak
Hunter Biden mengaku tidak membayar pajak atas pendapatan lebih dari US$1,5 juta dolar pada 2017 dan 2018. Padahal dirinya berhutang lebih dari $100.000 dolar Pengakuan ini dilontarkan untuk menghindari hukuman atas tuduhan terkait senjata, yang merupakan kejahatan di Amerika Serikat.
Sebagaimana diketahui, Hunter Biden mungkin menghadapi hukuman penjara karena pelanggar pajak federal dapat dijerat hukuman hingga 18 bulan penjara.
3. Kepemilikan senjata api ilegal
Hunter Biden sempat dituduh Kantor Kejaksaan AS untuk Distrik Delaware memiliki senjata api ilegal pada 2018. Bahkan dirinya didakwa atas pelanggaran kepemilikan senjata api secara ilegal tersebut.
Ironisnya, Hunter mengaku bersalah atas dakwaan tersebut. Kemudian menyetujuiuntuk menandatangani perjanjian diversi praperadilan terkait dakwaan terpisah atas kepemilikan senjata api oleh seseorang yang merupakan penyalahguna atau pecandu zat terlarang.
4. Menghilangkan namanya dari Wikipedia
Selain gagal membayar pajak, Hunter Biden juga tersandung kasus menghilangkan jejak digitalnya. Dirinya diduga membayar perusahaan konsultasi papan atas pada 2014 agar namanya tidak muncul di Wikipedia. Kabar ini muncul dari sejumlah email yang diperoleh wartawan bernama Lee Fang, yang diduga berasal dari laptop Biden.
Surat–surat elektronik tersebut memperlihatkan Hunter telah melakukan kontak dengan sejumlah kantor humas, termasuk perusahaan raksasa konsultasi FTI Consulting. Hal ini dilakukan agar membuat sejumlah perubahan pada jejak pribadinya.
Disebutkan juga, perubahan yang diminta oleh Biden itu di antaranya menghapus hubungan dengan pemodal perusahaannya yang bernama Stanford Financial Group. Lalu meminta untuk dihapuskan referensi CIA terkait karya Hunter dengan lembaga milik CIA, National Endowment for Democracy. Serta menghapus tulisannya yang mengkritik perusahaan BUMN milik Ukraina bidang energi, Burisma.
KHUMAR MAHENDRA | DANIEL A. FAJRI
Pilihan Editor: Hunter Terseret Kasus Pidana, Peluang Biden Maju Pilpres 2024 Terhambat