TEMPO.CO, Jakarta - Polandia, Slovakia dan Hongaria mengumumkan pembatasan mereka sendiri terhadap impor biji-bijian Ukraina, Jumat, 15 September 2023, setelah Komisi Eropa memutuskan untuk tidak memperpanjang larangan impor ke lima negara tetangga Ukraina di UE.
Ukraina adalah salah satu eksportir biji-bijian terbesar di dunia sebelum invasi Rusia pada tahun 2022 mengurangi kemampuannya untuk mengirimkan produk pertanian ke pasar global. Petani Ukraina mengandalkan ekspor biji-bijian melalui negara-negara tetangga sejak konflik dimulai karena mereka tidak dapat menggunakan rute favorit melalui pelabuhan Laut Hitam.
Namun membanjirnya biji-bijian dan minyak sayur ke negara-negara tetangga menurunkan harga di sana, berdampak pada pendapatan petani lokal dan mengakibatkan pemerintah melarang impor pertanian dari Ukraina. Uni Eropa pada Mei mengambil tindakan untuk mencegah masing-masing negara menerapkan larangan sepihak dan menerapkan larangan impor ke negara-negara tetangga. Berdasarkan larangan UE, Ukraina diizinkan mengekspor melalui negara-negara tersebut dengan syarat produk tersebut dijual di tempat lain.
Uni Eropa membiarkan larangan tersebut berakhir pada Jumat setelah Ukraina berjanji mengambil langkah-langkah untuk memperketat kontrol ekspor ke negara-negara tetangga. Masalah ini menjadi sangat sensitif saat ini karena para petani sedang memanen hasil panen mereka dan bersiap untuk menjualnya.
Komisaris Perdagangan Uni Eropa Valdis Dombrovskis, Jumat, mengatakan bahwa negara-negara harus menahan diri dari tindakan sepihak terhadap impor biji-bijian Ukraina, namun Polandia, Slovakia dan Hongaria segera menanggapinya dengan menerapkan kembali pembatasan mereka terhadap impor biji-bijian Ukraina. Mereka akan terus mengizinkan transit produk Ukraina.
“Selama Ukraina dapat menyatakan bahwa gandum akan sampai ke negara tujuan, melalui truk dan kereta api, larangan penggunaan dalam negeri tidak akan mengurangi kemampuan Ukraina untuk mengekspor,” kata Terry Reilly, ahli strategi pertanian senior di Marex. Ia mencatat bahwa gangguan terhadap ekspor Laut Hitam merupakan kekhawatiran yang lebih besar.
Tidak jelas seberapa besar janji Ukraina untuk membatasi ekspor atau bagaimana larangan baru ini akan berdampak pada aliran produk dari Ukraina. Masalah ini telah menggarisbawahi perpecahan Uni Eropa mengenai dampak perang di Ukraina terhadap perekonomian negara-negara anggota yang memiliki lobi pertanian dan pertanian yang kuat.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyambut baik keputusan UE untuk tidak memperpanjang larangan ekspor biji-bijian Kyiv, namun mengatakan pemerintahnya akan bereaksi "dengan cara yang beradab" jika negara-negara anggota UE melanggar aturan UE.