TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan telah ada konfirmasi dari Cina kepada Ukraina bahwa negara Asia itu tidak akan memasok senjata ke Rusia di tengah invasi yang sedang berlangsung. Hal itu disampaikan Zelensky pada Rabu, 24 Juli 2024 setelah menteri luar negeri kedua negara, Dmytro Kuleba dari Ukraina dan Wang Yi dari Cina, mengadakan pembicaraan di hari yang sama.
Kuleba tiba di Cina dalam kunjungan resmi selama tiga hari pada Selasa, 23 Juli 2024, menandai perjalanan pertamanya ke negara tersebut sejak dimulainya perang Rusia-Ukraina lebih dari dua tahun lalu. Ia juga menjadi menteri luar negeri Ukraina pertama yang mengunjungi Cina sejak 2012.
Mencatat bahwa Kuleba telah memberinya laporan mengenai hasil pertemuan tersebut, Zelensky berkata, “Ini adalah kunjungan pertama pejabat Ukraina pada tingkat ini selama bertahun-tahun. Dan ini bagus. Ada sinyal yang jelas bahwa Cina mendukung integritas wilayah dan kedaulatan Ukraina.”
Selama pertemuannya dengan Wang di kota Guangzhou, Kuleba mengatakan kepada rekannya tersebut bahwa Ukraina “bersedia dan siap” untuk melakukan pembicaraan dengan Rusia. Pembicaraan tersebut harus bersifat “rasional, substantif dan bertujuan untuk mencapai perdamaian yang adil dan abadi,” menurut sebuah pernyataan Kementerian Luar Negeri Cina.
“Juga telah dikonfirmasi apa yang dikatakan pemimpin Cina Xi Jinping kepada saya – bahwa Cina tidak akan memasok senjata ke Rusia. Saya mengharapkan laporan rinci dari Menteri sekembalinya ke Ukraina,” kata Zelensky dalam video pidato rutinnya.
Cina sejauh ini belum pernah mengutuk Rusia atas invasinya terhadap Ukraina, meski telah menyerukan penghormatan terhadap integritas wilayah semua negara. Beijing justru bekerja sama dengan Brasil dalam mengusulkan tiga poin formula deeskalasi untuk memberikan solusi politik terhadap perang di Ukraina.
Ketiga poin dalam formula itu antara lain tidak boleh ada perluasan medan perang, tidak ada eskalasi pertempuran, dan tidak ada provokasi oleh pihak mana pun.
Beijing juga mengklaim bahwa mereka tidak menjual “senjata mematikan” kepada pihak mana pun yang terlibat di wilayah konflik mana pun, menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri Cina yang dirilis setelah pertemuan Wang dan Kuleba sebelumnya di sela-sela konferensi keamanan besar di Munich, Jerman pada Februari 2024.
Cina telah berulang kali mengatakan pihaknya tidak memberikan bantuan senjata atau militer kepada Rusia, meskipun negara itu telah mempertahankan hubungan ekonomi yang kuat dengan Moskow di tengah sanksi Amerika Serikat dan sekutu-sekutu Barat.
Amerika Serikat, sebagai rival Cina, sebelumnya telah mengungkap intelijen bahwa Cina telah meningkatkan penjualan peralatan mesin, mikroelektronik, dan teknologi lainnya ke Rusia, yang katanya kemudian digunakan Moskow untuk memproduksi rudal, tank, pesawat terbang, dan persenjataan lainnya untuk digunakan dalam perang melawan Ukraina.
ANADOLU