TEMPO.CO, Jakarta - Ukraina menyerang dua kapal patroli Rusia dan menghancurkan sistem pertahanan udara canggih di sebelah barat Krimea, Kamis, 14 September 2023. Ini merupakan tantangan serius atas dominasi Moskow di wilayah Laut Hitam.
Serangan itu terjadi sehari setelah Kyiv mengatakan pihaknya merusak parah kapal selam dan kapal pendarat Rusia yang sedang menjalani perbaikan dalam serangan rudal di galangan kapal di pelabuhan Sevastopol, Krimea, markas Armada Laut Hitam Rusia.
Militer Ukraina, dalam sebuah postingan di Telegram, mengatakan pihaknya menyerang dua kapal patroli Rusia di barat daya Laut Hitam, menyebabkan “kerusakan tertentu” dalam serangan pagi hari.
“(Sergei) Kotov terkena serangan,” kata pejabat intelijen militer Andriy Yusov kepada Reuters, sambil membagikan video kasar yang diedarkan secara online oleh seorang menteri pemerintah Ukraina yang menunjukkan drone laut menyerang sebuah kapal.
Kementerian Pertahanan Rusia mengkonfirmasi serangan terhadap Sergei Kotov dalam pernyataan paginya, namun mengatakan serangan yang melibatkan lima drone laut bisa digagalkan. Tidak disebutkan kerusakannya.
Lokasi serangan di barat daya menunjukkan kemampuan Ukraina untuk menyerang sasaran Rusia yang jauh dari pantainya.
Meskipun serangan balasan Kyiv di selatan dan timur telah diperlambat oleh ladang ranjau dan garis pertahanan Rusia, pertempuran telah meningkat di wilayah Laut Hitam di mana Rusia secara de facto menerapkan blokade terhadap ekspor Ukraina melalui laut.
Drone Rusia secara teratur menyerang infrastruktur pelabuhan Ukraina di sepanjang Sungai Danube, yang merupakan jalur ekspor alternatif penting bagi produsen biji-bijian utama. Mereka menggunakan Armada Laut Hitam untuk menembakkan rudal ke sasaran Ukraina dari jauh.
Angkatan Laut Ukraina menggunakan drone laut untuk menyerang balik, menghantam kapal pendarat Olenegorsky Gornyak di dekat pangkalan angkatan laut Rusia di Novorossiysk awal bulan lalu dan sebuah kapal tanker bahan bakar Rusia.
Penasihat senior kepresidenan Mykhailo Podolyak mengatakan Ukraina fokus pada tiga tugas utama yang bertujuan untuk menghilangkan pendudukan di semenanjung tersebut, yang terletak jauh di belakang garis pertempuran di Ukraina selatan.
Kyiv, katanya, menargetkan sistem pertahanan udara untuk membuka jalan bagi serangan lebih lanjut terhadap infrastruktur militer dan gudang Rusia. Kyiv juga menyerang logistik transportasi untuk “menghentikan pasokan sumber daya dan cadangan dalam skala besar ke wilayah permusuhan aktif,” katanya.
“Kita perlu mengusir sisa-sisa armada Laut Hitam Rusia dari perairan teritorial Krimea dan sekitarnya serta mengembalikan status Laut Hitam sebagai laut yurisdiksi eksternal,” katanya.
Rusia menganggap semenanjung itu penting secara strategis dan menggunakan Armada Laut Hitamnya untuk menyusun kekuatan.
Serangan Pertahanan Udara Rusia
Militer Ukraina mengatakan pihaknya telah menyerang sistem pertahanan udara Rusia dalam serangan jarak jauh pada Kamis dini hari di dekat kota Yevpatoriya di sebelah barat Krimea, yang direbut oleh Moskow pada tahun 2014.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pertahanan udaranya menembak jatuh 11 drone semalam di semenanjung dan tidak menyebutkan kerusakan yang terjadi.
Rekaman yang beredar di media sosial menunjukkan ledakan dahsyat dan kepulan asap membubung di langit malam yang diterangi kobaran api.
Sumber intelijen Ukraina mengatakan kepada Reuters bahwa drone membutakan sistem pertahanan udara Rusia dengan menyerang radar dan antenanya, dan dua rudal jelajah Neptunus ditembakkan ke peluncurnya.
REUTERS
Pilihan Editor NASA Akan Siaran Langsung, Buka-bukaan Soal Keberadaan UFO