TEMPO.CO, Jakarta - Mantan pemimpin kelompok sayap kanan Proud Boys, Enrique Tarrio, dijatuhi hukuman 22 tahun penjara pada Selasa, 5 September 2023, karena perannya dalam serangan 6 Januari 2021 di Capitol AS, gedung Kongres AS. hukuman terpanjang sejauh ini dalam kasus ini.
Hakim Distrik AS Timothy Kelly menjatuhkan hukuman terhadap Tarrio, 39, warga Miami, atas perannya dalam kerusuhan yang dilakukan para pendukung Presiden Donald Trump saat itu. Pengacaranya mengatakan dia akan mengajukan banding.
Tarrio telah dihukum karena melakukan konspirasi hasutan atas perannya dalam merencanakan kerusuhan di Capitol yang berupaya menghentikan Kongres untuk menyatakan kekalahan Presiden Joe Biden dari Trump dalam pemilu yang menurut Trump dinodai oleh penipuan yang meluas.
Pengacara Tarrio mengatakan ketidakhadiran Tarrio di Washington pada 6 Januari, yang merupakan hasil keputusan hakim lain sebelumnya, berarti bahwa ia tidak mempunyai "pengaruh langsung" terhadap kerusuhan tersebut.
Namun dalam menjatuhkan hukuman, hakim mengatakan: "Tuan Tarrio adalah pemimpin utama konspirasi itu. Tuan Tarrio adalah pemimpin utama, orang utama yang mengorganisir, yang dimotivasi oleh semangat revolusioner."
Jaksa mengatakan Tarrio tetap berhubungan dengan kelompok Proud Boys dan memantau tindakan mereka.
“Dia berada pada levelnya sendiri,” kata Asisten Jaksa AS Conor Mulroe, seraya menambahkan bahwa Tarrio adalah sosok yang sangat berpengaruh di antara Proud Boys.
Jaksa telah meminta Kelly untuk menjatuhkan hukuman 33 tahun penjara kepada Tarrio, dengan mengatakan bahwa dia membantu mengarahkan serangan dari Baltimore. Pengacaranya meminta hukuman tidak lebih dari 15 tahun.
Kelly pekan lalu menjatuhkan hukuman 18 tahun penjara kepada pemimpin sayap kanan Proud Boys lainnya, Ethan Nordean. Pendiri milisi Oath Keepers Stewart Rhodes pada Mei juga dijatuhi hukuman 18 tahun.
Di pengadilan pada Selasa, Tarrio mengaku menyesali perbuatannya. “Saya sangat malu dan kecewa,” katanya mengenai kekerasan terhadap penegakan hukum pada hari itu, dan menambahkan: “Apa yang terjadi pada 6 Januari adalah hal yang memalukan secara nasional.”
Lebih dari 1.100 orang telah ditangkap atas tuduhan terkait penyerangan Capitol. Setidaknya 630 orang telah mengaku bersalah dan setidaknya 110 orang telah dihukum di persidangan.
Lima orang, termasuk seorang petugas polisi, tewas selama atau segera setelah kerusuhan, dan lebih dari 140 petugas polisi terluka. Kerugian di Capitol mencapai jutaan dolar.
Jaksa Khusus Jack Smith, yang ditugaskan untuk menyelidiki upaya yang lebih luas untuk membatalkan pemilu 2020, telah mendakwa Trump, kandidat terdepan dalam nominasi presiden dari Partai Republik pada 2024, karena berusaha mempertahankan kekuasaannya.
REUTERS
Pilihan Editor: KTT ASEAN Hari Kedua Rapat Bersama Mitra, dari Cina hingga Amerika Serikat