TEMPO.CO, Jakarta - Tharman Shanmugaratnam terpilih sebagai presiden Singapura yang baru pada Sabtu 2 September 2023. Seperti dilansir Reuters, mantan wakil perdana menteri itu menang telak dalam pemilihan presiden (Pilpres) Singapura yang digelar sehari sebelumnya.
Shanmugaratnam, 66 tahun, meraih 70,4 persen suara. Ia mengalahkan dua kandidat lainnya, yakni Ng Kok Song dan Tan Kin Lian yang masing-masing memperoleh 15,72 dan 13,88 persen. Sebelum hasil akhir penghitungan resmi diumumkan pada pukul 00.22 waktu setempat, kemenangan Tharman sudah diketahui mengingat selisih perolehan suara yang jauh.
Tharman dalam pernyataan pertama pasca-kemenangannya mengaku terhormat mendapat dukungan dari warga Singapura. “Saya yakin, suara yang memilih saya dan apa yang saya perjuangkan adalah suara kepercayaan terhadap Singapura. Ini adalah suara optimisme untuk masa depan di mana kita bisa maju bersama,” kata dia.
Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong langsung menghubungi Tharman begitu hasil akhir penghitungan diumumkan untuk mengucapkan selamat.
Mengingat rekam jejak Tharman yang panjang dan terhormat dalam pelayanan publik, Lee yakin presiden baru akan menjalankan tugasnya dengan baik.
“Rakyat Singapura telah memilih Tharman Shanmugaratnam untuk menjadi presiden kita berikutnya dengan selisih yang besar. Saya berterima kasih kepada ketiga kandidat yang telah maju dalam pemilihan presiden ini,” tutur Lee.
Lebih dari 2,5 juta warga Singapura memberikan suara mereka di tempat-tempat pemungutan suara (TPS) pada Jumat. Panitia membuka 1.264 TPS di seluruh Singapura. Terdapat 2.480.760 suara sah dan 50.152 suara tidak sah berdasarkan hasil akhir penghitungan.
Tingkat partisipasi pilpres tahun ini menembus 93 persen dari daftar pemilih tetap. Kendati demikian, presiden hanya jabatan simbolik di Singapura. Kebijakan pemerintah di negara bekas jajahan Inggris itu tetap dipegang perdana menteri.
Tharman adalah seorang politikus populer, setelah meraih beberapa kemenangan dalam pemilihan parlemen, termasuk perolehan margin suara terbesar pada pemilihan umum 2020 sebagai anggota partai berkuasa, PAP.
Namun, dia mengundurkan diri dari partai tersebut awal tahun ini dan menekankan independensinya selama kampanye presiden.
Singapura yang biasanya merupakan mercusuar politik yang stabil dan bebas korupsi, telah diguncang oleh serangkaian skandal besar dalam beberapa bulan terakhir, meningkatkan rasa frustrasi di kalangan pemilih yang sudah lelah dengan biaya hidup yang selangit.
Pilihan Editor: Singapura Gelar Pemilihan Presiden Hari Ini, Tiga Kandidat Bersaing Ketat
REUTERS