TEMPO.CO, Jakarta - Paus Fransiskus mengakui pernyataannya baru-baru ini yang menyebut Gereja Katolik Amerika Serikat reaksioner telah menyebabkan kebingungan. Ia ingin "move on" atau ingin segera melangkah dari kontroversi tersebut.
“Mereka marah, tapi mari kita move on, melangkah (melalui masalah ini,” kata Paus Fransiskus kepada seorang jurnalis di pesawat yang membawanya ke Mongolia pada Kamis, 31 Agustus 2023.
Dalam 10 tahun sejak pemilihannya, Paus telah dikritik oleh kelompok konservatif Gereja AS yang menentang reformasi seperti memberikan peran lebih besar kepada perempuan dan umat awam Katolik.
Paus juga menjadikan Gereja lebih ramah dan tidak menghakimi beberapa pihak, termasuk kelompok LGBT.
Pada Senin, majalah Jesuit Civilta Cattolica menerbitkan komentar yang dibuat Paus Fransiskus saat bertemu dengan para imam Jesuit di Lisbon untuk Hari Pemuda Sedunia pada awal Agustus.
Dalam sesi tanya jawab, seorang Jesuit Portugis mengatakan kepada Fransiskus bahwa selama cuti panjang di Amerika Serikat, ia sedih melihat banyak umat Katolik setempat, termasuk beberapa uskup, yang memusuhi kepemimpinan Paus.
“Anda telah melihat bahwa di Amerika Serikat situasinya tidak mudah: ada sikap reaksioner yang sangat kuat. Sikap ini terorganisir dan membentuk sikap masyarakat, bahkan secara emosional,” jawab Paus.
Kelompok agama konservatif di Amerika Serikat sering kali bersekutu dengan media yang konservatif secara politik untuk mengkritik Paus atas sejumlah isu seperti perubahan iklim, imigrasi, keadilan sosial, seruannya terhadap pengendalian senjata dan penolakannya terhadap hukuman mati.
REUTERS:
Pilihan Editor: Geger Peta Baru Cina: RI telah Dorong Negosiasi Kode Etik Laut Cina Selatan