TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah serangan rudal Rusia telah menewaskan tujuh orang dan melukai lebih dari seratus orang di Kota Chernihiv, Ukrania utara.
Seorang anak perempuan berusia enam tahun turut tewas dan sedikitnya 25 orang dilarikan ke rumah sakit, dengan lima belas anak di antara 144 orang terluka.
Menurut Kementerian Pertahanan Ukraina, serangan itu terjadi di siang bolong, dengan teater kota langsung terkena. Banyak korban sedang menghadiri perayaan di gereja terdekat untuk liburan Kristen Ortodoks.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan Rusia telah mengubah Sabtu yang normal menjadi salah satu "rasa sakit dan kehilangan".
“Sebuah rudal Rusia menghantam tepat di tengah kota, di Chernihiv kami,” kata Zelensky di Telegram.
“Sebuah alun-alun, universitas politeknik, sebuah teater. Sabtu biasa, yang diubah Rusia menjadi hari kesakitan dan kehilangan. Ada yang mati, ada yang terluka.”
Wali kota mengungkapkan bahwa teater tersebut telah mengadakan pertemuan bagi produsen drone untuk berkumpul, mungkin untuk mengoordinasikan upaya perang.
PBB telah menyatakan "sangat terganggu", dengan serangan yang jelas terhadap warga sipil merupakan pelanggaran hukum kemanusiaan internasional.
"Sungguh keji menyerang alun-alun utama kota besar, di pagi hari, sementara orang-orang berjalan-jalan, beberapa pergi ke gereja untuk merayakan hari keagamaan bagi banyak warga Ukraina," kata kepala PBB Denise Brown dalam sebuah pernyataan. “Itu harus dihentikan”.
Pilihan Editor: Laporan Tempo dari Ukraina: Warga Kota Chernihiv Bertahan Tanpa Listrik dan Air
REUTERS