TEMPO.CO, Chernihiv – Warga Kota Chernihiv, Ukraina, berupaya bertahan hidup tanpa pasokan listrik, air, dan gas sejak invasi Rusia pada akhir Februari lalu.
Irina Samoilenko, 30 tahun, mengatakan aliran listrik, air, dan gas masih belum berfungsi optimal meski kotanya sudah berhasil dikuasai tentara Ukraina sejak awal April. “Kami memasak di tungku perapian,” kata Irina kepada Tempo pada Selasa, 12 April lalu.
Menurut Irina, pemerintah Kota Chernihiv telah mengumumkan kepada warganya untuk tetap tenang. Pemerintah sedang berupaya memulihkan pasokan gas, listrik, dan air secara bertahap. Di saat bersamaan, warga juga mulai dibolehkan berbelanja bahan kebutuhan pokok di supermarket.
Walau begitu, pengelola supermarket masih membatasi jumlah belanjaan warga. Setiap klien, misalnya, hanya boleh membeli satu roti dan satu paket pasta setiap hari. “Antrean di mesin ATM juga panjang karena supermarket tak menerima pembayaran dengan kartu debit, hanya menerima uang tunai,” ujar Irina.
Lima menit berkendara ke tengah kota Chernihiv, antrean di mesin ATM mengular. Jumlahnya selalu lebih dari sepuluh baris. Warga juga meriung di sebuah lapak yang menggelar sejumlah barang pokok seperti kentang, gula, dan tomat.
Chernihiv merupakan kota di sebelah utara Ukraina. Wilayah ini berbatasan langsung dengan Belarusia, sekutu terdekat Rusia. Jarak Chernihiv dengan perbatasan Rusia hanya sekitar 70 kilometer. Jurnalis Tempo Raymundus Rikang melaporkan konflik Rusia - Ukraina secara langsung dari Ukraina. Simak laporan-laporan terkini eksklusif hanya di Tempo, klik https://bit.ly/TempoDariUkraina"
RAYMUNDUS RIKANG (CHERNIHIV)
Baca juga: Pemimpin Chechnya: Lebih dari 1.000 Marinir Ukraina Menyerah di Mariupol
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.