TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Hawaii akan membuka penyelidikan terhadap penanganan kebakaran hutan yang menyebabkan 88 orang tewas. Jumlah korban tewas akibat kebakaran di Hawaii terus meningkat meningkat ketika tim pencari menyisir reruntuhan Lahaina yang membara.
Kebakaran di Hawaii tersebut menjadi bencana alam paling mematikan dalam sejarah Hawaii, melampaui tsunami yang yang menewaskan 61 orang di Pulau Besar Hawaii pada 1960, setahun setelah Hawaii bergabung dengan Amerika Serikat. Para pejabat telah memperingatkan bahwa tim pencari dengan anjing pelacak masih dapat menemukan lebih banyak korban tewas akibat kebakaran yang membakar 1.000 bangunan. Ribuan orang kehilangan tempat tinggal, kemungkinan membutuhkan waktu bertahun-tahun dan miliaran dolar untuk membangun kembali.
"Tidak ada yang memasuki salah satu dari struktur yang telah terbakar ini dan di situlah sayangnya kami mengantisipasi bahwa jumlah korban tewas akan meningkat secara signifikan," kata Senator AS Brian Schatz dari Hawaii kepada MSNBC.
Api Lahaina yang menyebar dari semak belukar ke kota masih menyala tetapi 85 persen telah diatasi. Dua kebakaran hutan lainnya di pulau itu 80 mulai terkendali.
Tiga hari setelah bencana kebakaran di Hawaii, masih belum jelas apakah beberapa warga telah menerima peringatan sebelum api melahap rumah mereka. Pulau itu memiliki sirene darurat untuk memperingatkan bencana alam dan ancaman lainnya. Namun sirine tidak berbunyi selama kebakaran.
"Saya mengizinkan tinjauan komprehensif pagi ini untuk memastikan bahwa kami tahu persis apa yang terjadi dan kapan," kata Gubernur Hawaii Josh Green merujuk pada sirene peringatan.
Kepala Pemadam Kebakaran Kabupaten Maui Bradford Ventura mengatakan pada Kamis bahwa kecepatan api membuat petugas hampir tidak mungkin berkomunikasi dengan pejabat manajemen darurat. "Mereka pada dasarnya mengevakuasi diri sendiri dengan sedikit pemberitahuan," katanya.
Walikota County Richard Bissen mengatakan kepada acara "Today" NBC pada hari Jumat bahwa dia tidak tahu apakah sirene berbunyi tetapi mengatakan api bergerak sangat cepat. "Saya pikir ini adalah situasi yang mustahil," katanya.
Bencana mulai terjadi tepat setelah tengah malam pada Selasa ketika kebakaran dilaporkan terjadi di kota Kula, kira-kira 56 km dari Lahaina. Sekitar lima jam kemudian pagi itu, listrik padam di Lahaina, menurut warga.
Dalam pembaruan yang diunggah di Facebook pagi itu, Kabupaten Maui mengatakan kebakaran di Kula telah menghanguskan ratusan hektar padang rumput. Namun menjelang sore itu, situasinya berubah menjadi lebih mengerikan. Sekitar pukul 15.30, api di Lahaina tiba-tiba berkobar. Beberapa warga mulai mengungsi sementara orang-orang, termasuk tamu hotel, di sisi barat kota diinstruksikan untuk berlindung.
Pada jam-jam berikutnya, api menyebar ke seluruh kota. Penduduk diminta menyelamatkan diri.
Beberapa saksi kebakaran di Hawaii mengatakan bahwa mereka hanya mendapat sedikit pemberitahuan bahwa kobaran api melumatkan rumah-rumah di Lahaina dalam hitungan menit. Beberapa orang terpaksa terjun ke laut untuk menyelamatkan diri.
REUTERS | NDTV
Pilihan Editor: Tiga Kapal Kargo Dirampok di Selat Singapura, Satu Berbendera Siprus