TEMPO.CO, Jakarta - Tiga kapal kargo dirampok di Selat Singapura pada awal pekan ini. Selat Singapura merupakan salah satu jalur air komersial tersibuk di dunia ini yang mengalami lonjakan pembajakan dalam beberapa tahun terakhir.
Insiden ini terjadi antara 8-9 Agustus 2023. Saat itu kapal kargo berada di Phillip Channel di Selat Singapura, menurut Information Fusion Centre, yang merupakan fasilitas regional yang diselenggarakan oleh angkatan laut Singapura.
Salah satu kapal adalah berbendera Siprus. Dua kapal lainnya membawa bendera Liberia, menurut pusat informasi dalam sebuah pernyataan.
"Mayoritas insiden melibatkan kapal kargo, kapal tunda dan tongkang dengan freeboard rendah dan kecepatan lambat. Insiden itu terjadi pada jam-jam gelap," katanya.
Pusat informasi Singapura mengatakan semua perampokan kemungkinan besar dilakukan oleh kelompok pelaku yang sama berdasarkan kedekatan, interval waktu, dan jumlah orang yang terlibat.
Perampokan bersenjata kapal laut di Selat Singapura meningkat pada 2022. Saat ini perampokan di Selat Singapura menyumbang 65 persen dari jumlah total insiden di Asia.
Pada 2022, perampokan di Selat Singapura mencapai 50 insiden, naik dibandingkan 2021 yaitu 49 kejadian. Data itu didapat dari laporan tahunan tentang pembajakan pada 2022 dari Perjanjian Kerjasama Regional tentang Pemberantasan Pembajakan dan Perampokan Bersenjata terhadap Kapal di Asia (ReCAAP) Berbagi Informasi Pusat (ISC).
Sebagian besar insiden yang dilaporkan adalah kasus pencurian kecil-kecilan, yang melibatkan pelaku yang melarikan diri segera setelah terlihat oleh kru, menurut laporan pusat tersebut. Pelaku tidak bersenjata dan awak kapal tidak terluka. Namun karena pelaku tidak ditangkap, maka insiden terus terjadi.
Sebagian besar insiden perampokan terjadi pada kapal yang lebih besar termasuk kapal curah dan kapal tanker. Para pelaku dilaporkan membawa senjata mulai dari pistol hingga pisau dan parang.
REUTERS | CHANNEL NEWS ASIA
Pilihan Editor: Italia Siap Jadi Lokasi Duel Elon Musk Vs Mark Zuckerberg