TEMPO.CO, Jakarta - Komite Investigasi Rusia menyatakan bahwa pihaknya telah meluncurkan penyelidikan kriminal atas pembunuhan seorang reporter perang Rusia. Sebelumnya Rusia menuduh Ukraina atas kematian jurnalis perang tersebut yang tewas akibat penggunaan bom tandan.
"Formasi Ukraina bersenjata yang ditargetkan dan dengan sengaja menembaki sekelompok jurnalis Rusia yang bekerja di dekat Pyatikhatka, di wilayah Zaporizhzhia tenggara Ukraina," ujar Komite Investigasi Rusia di situs webnya.
Rusia tidak merinci jenis senjata atau amunisi yang digunakan. Namun jurnalis untuk kantor berita RIA, Rostislav Zhuravlev, telah tewas.
Selain Zhuravlev, seorang jurnalis RIA lainnya yaitu Konstantin Mikhalchevsky, dan dua karyawan surat kabar Izvestia, Roman Polshakov dan Dmitry Shikov juga terluka. "Sebagai bagian dari penyelidikan, penyelidik akan menetapkan semua keadaan kejahatan terhadap perwakilan media, serta mereka yang terlibat," katanya.
Zhuravlev dicalonkan sebagai salah satu jurnalis yang selalu membela dan menginformasikan kebenaran. Komite mengusulkan penghargaan untuk Zhuravlev.
Ukraina menerima pasokan bom tandan dari Amerika Serikat bulan ini. Negara yang sedang perang dengan Rusia itu telah berjanji untuk menggunakannya hanya untuk mengusir tentara Rusia.
Selama 17 bulan perang Rusia Ukraina, kedua belah pihak diduga telah menggunakan bom tandan. Amunisi dilarang oleh banyak negara karena menghujani pecahan peluru di area yang luas dan menimbulkan risiko bagi warga sipil. Beberapa bom kecil biasanya tak segera meledak, namun bisa terjadi setelah bertahun-tahun kemudian.
REUTERS
Pilihan Editor: Menteri di Selandia Baru Mundur Usai Didakwa Menyetir Sambil Mabuk