TEMPO.CO, Jakarta -Presiden Vladimir Putin menuduh negara-negara Barat memutarbalikkan kesepakatan biji-bijian Laut Hitam untuk tujuan mereka sendiri. Rusia masih mau kembali ke perjanjian itu, asal semua persyaratannya yang diajukan Moskow dipenuhi.
"Awalnya, esensi dari kesepakatan biji-bijian memiliki makna kemanusiaan yang sangat besar. Barat telah sepenuhnya mengebiri dan memutarbalikkan esensi ini, dan alih-alih membantu negara-negara yang benar-benar membutuhkan," kata Putin dalam pernyataan pada Rabu, 19 Juli 2023, seperti dilansir Reuters.
Menurut Putin, Barat menggunakan kesepakatan biji-bijian untuk pemerasan politik, serta alat untuk memperkaya perusahaan transnasional – spekulan dalam pasar biji-bijian global.
Pada Senin, 17 Juli 2023, Moskow telah keluar dari kesepakatan antara Ukraina dan Rusia yang ditengahi PBB dan Turki pada tahun lalu. Inisiatif itu mengizinkan Ukraina untuk mengekspor biji-bijian dari pelabuhan Laut Hitamnya meskipun ada perang untuk meredakan krisis pangan global.
Sebuah memorandum paralel turut ditandatangani pada saat yang sama. Isinya kesepahaman soal perlunya memfasilitasi ekspor biji-bijian dan pupuk Rusia dalam menghadapi sanksi Barat yang dikenakan pada Moskow sebagai tanggapan atas invasinya ke Ukraina.
Rusia menilai kesepakatan itu telah diabaikan. Menurut Putin, Rusia menyatakan kembali posisi Moskow bahwa mereka akan kembali ke kesepakatan segera setelah Barat memenuhi lima tuntutan utamanya.
Lima tuntutan itu terdiri atas pertama, penerimaan kembali Bank Pertanian Rusia (Rosselkhozbank) ke sistem pembayaran SWIFT; Kedua, dimulainya kembali ekspor mesin pertanian dan suku cadang ke Rusia.
Tuntutan ketiga, penghapusan pembatasan asuransi dan akses ke pelabuhan untuk kapal dan kargo Rusia; Keempat, pemulihan pipa ekspor amonia yang sekarang rusak dari Togliatti Rusia ke Odesa di Ukraina.
Serta tuntutan kelima, pembukaan blokir akun dan aktivitas keuangan perusahaan pupuk Rusia.
"Jika semua persyaratan ini terpenuhi, seperti yang sebelumnya kami sepakati. Kami akan segera kembali ke kesepakatan," kata Putin.
Kementerian Pertahanannya mengatakan Moskow sekarang akan mempertimbangkan semua kapal yang menuju ke pelabuhan Ukraina sebagai pengangkut kargo militer yang potensial.
Selain itu, Kementerian Luar Negeri Rusia memberi PBB waktu tiga bulan untuk mengimplementasikan ketentuan memorandum jika ingin Rusia kembali ke kesepakatan biji-bijian.
Moskow mengatakan pihaknya melakukan "operasi militer khusus" untuk mencegah Ukraina digunakan oleh Barat untuk mengancam keamanan Rusia. Tuduhan ini ditolak Ukraina dan sekutu Baratnya sebagai dalih tak berdasar untuk perang penaklukan.
Pilihan Editor: Rusia: Setiap Kapal yang Menuju Ukraina lewat Laut Hitam akan Dianggap Bawa Kargo Militer
REUTERS