TEMPO.CO, Jakarta - Berita terpopuler di kanal Dunia Tempo.co atau Top 3 Dunia sepanjang Senin, 10 Juli 2023, masih berkisar tentang invasi Rusia ke Ukraina. Kali ini tentang reaksi Moskow atas keputusan Amerika Serikat mengirim bom tandan ke Kyiv.
Berita terbanyak dibaca lainnya adalah tentang Korea Utara yang mengancam akan menembak pesawat mata-mata AS jika melintas di dekat wilayahnya.
Tak kalah menarik adalah berita tentang India yang memborong alutsista dari Amerika Serikat akibat pasokan dari Rusia mulai tersendat karena perang di Ukraina. Tapi bukan berarti New Delhi akan berpaling dari Moskow.
AS Akan Kirim Bom Tandan ke Ukraina, Rusia: Berarti Akui Kejahatan Perang
Rencana Amerika Serikat untuk mengirim amunisi bom tandan atau bom klaster ke Ukraina mendapat tentangan keras dari Rusia. Kedutaan Rusia di AS pada Minggu Malam mengatakan Gedung Putih pada dasarnya mengakui melakukan kejahatan perang dengan menyetujui pengiriman munisi tandan ke Ukraina.
"Kami memperhatikan pernyataan (John) Kirby (juru bicara Penasihat Keamanan Nasional AS) tentang pengiriman bom klaster ke Ukraina. Pejabat tersebut secara de facto mengakui, Amerika melakukan kejahatan perang dalam konflik Ukraina," demikian pernyataan Kedubes Rusia di Washington DC, melalui Telegram, seperti dilansir Reuters, Senin 10 Juli 2023.
Pemerintahan Presiden Joe Biden pada Jumat pekan lalu menyetujui pengiriman bom klaster. Senjata yang dilarang penggunaannya di banyak negara itu masuk dalam paket bantuan senjata terbaru untuk Ukraina senilai US$800 juta.
Berita selengkapnya bisa Anda simak di sini
Korea Utara Ancam akan Tembak Jatuh Pesawat Mata-mata AS Jika Langgar Batas Wilayahnya
Korea Utara menuduh Amerika Serikat pada Senin 10 Juli 2023 melanggar wilayah udaranya dengan melakukan penerbangan pengawasan. Pyongyang memperingatkan meski pihaknya masih menahan diri, mereka tak akan segan menembak jatuh penerbangan semacam itu di masa depan.
“Tindakan militer provokatif oleh Amerika Serikat membawa Semenanjung Korea lebih dekat ke konflik nuklir,” kata juru bicara Kementerian Pertahanan Nasional Korea Utara yang tidak disebutkan namanya dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita resmi KCNA.
Laporan itu juga mengutip penggunaan pesawat pengintai dan drone AS dan mengatakan Washington meningkatkan ketegangan dengan mengirim kapal selam nuklir di dekat semenanjung.